Ridwan Kamil: Ormas Jadi Calo, Biang Masalah Penerimaan Siswa Baru

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Sumber :
  • Indonesia Proud
VIVAnews
Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 
- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menuding ada organisasi massa (ormas) yang menjadi calo dalam penerimaan peserta didik baru di kota tersebut. Mereka, yang biasanya menjadi perantara penitipan siswa agar diterima di sekolah favorit, adalah biang permasalahan penerimaan siswa baru sebulan terakhir.

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali

Wali Kota mengatakan, ormas tersebut menciptakan persepsi masyarakat seolah sistem rayonisasi dalam penerimaan peserta didik baru bermasalah. Sebabnya adalah pekerjaan ormas itu adalah calo, yang biasa menitipkan siswa bisa diterima di sekolah favorit.
5 Promo Hari Kartini, Ada Minyak Goreng 2 Liter Cuma Rp30 Ribuan


Semua masalah, termasuk unjuk rasa di kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung sepekan terakhir, kata Wali Kota, hanya skenario pada ormas tersebut. Bahkan, seorang anak di sebuah sekolah dasar direkayasa agar menangis karena tak bisa bersekolah.


Wali Kota memastikan peristiwa itu adalah kebohongan belaka karena tim dari Dinas Pendidikan sudah menginvestigasinya. Tapi, dengan sistem rayonisasi penerimaan peserta didik baru, ormas itu tidak lagi bisa mencari keuntungan, sehingga berniat merusak sistem.


Polemik sistem rayonisasi penerimaan peserta didik baru di Kota Bandung bergulir sejak satu bulan terakhir. Bahkan, kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung selalu didemo sekelompok orang yang mengatasnamakan orangtua murid.


Sebelumnya, tiga siswa sekolah dasar ikut berdemonstrasi sambil menangis di kantor Dinas Pendidikan. Mereka mengaku tidak diterima masuk Sekolah Menengah Pertama karena keterbatasan kuota di sekolah dekat tempat tinggalnya.


Sistem rayonisasi yang dijadikan Peraturan Wali Kota mulai diberlakukan pada ajaran tahun ini. Tujuannya untuk menekan tingkat kecurangan penerimaan peserta didik baru. Sebab banyak calo titipan siswa, bahkan pejabat yang menitipkan anaknya agar diterima di sekolah favorit.


Dengan sistem baru itu, tertutup peluang bagi calo atau pejabat untuk menitipkan anaknya agar diterima di sekolah-sekolah tertentu. Semua siswa disamaratakan, dan pembagian sekolah sesuai tempat tinggal, sehingga tidak ada lagi istilah sekolah favorit atau tidak favorit.
(Jhon Hendra, TVOne Bandung)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya