Sumber :
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVAnews -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) beserta pimpinan organisasi masyarakat Islam se-Indonesia menyatakan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat bertentangan dengan watak dan ajaran Islam yang berasal dari Al Quran.
Ketua MUI, Din Syamsudin, mengatakan gerakan ISIS yang melakukan berbagai cara, seperti tindak kekerasan dan pembunuhan sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menurut Din, gerakan ISIS merupakan kelanjutan dari radikalisme Islami.
Ketua MUI, Din Syamsudin, mengatakan gerakan ISIS yang melakukan berbagai cara, seperti tindak kekerasan dan pembunuhan sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menurut Din, gerakan ISIS merupakan kelanjutan dari radikalisme Islami.
Baca Juga :
Ahmad Ali Temui Prabowo, Sekjen Nasdem: Bagian dari Silaturahmi, Pak Prabowo Pernah ke Sini
"Jadi, sebenarnya ISIS stok lama, tapi dengan merek baru. Tetapi, lebih berbahaya," kata Din kepada wartawan usai acara Halal Bihalal dan Silahturahmi Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Selasa Malam 12 Agustus 2014.
Kata Din, kelompok radikal Islam di negara mana pun dan apapun namanya, biasanya menjadikan pihak barat sebagai musuh.
"Tapi, ISIS ini yang dijadikan musuh adalah sesama muslim dan menggoyangkan sendi dari negara bangsa seperti Indonesia. Maka tidak dapat dibenarkan," Din menegaskan.
Meski kelompok ini mengatasnamakan Islam, Din menilai terbentuknya ISIS karena terdapat faktor lain, seperti ekonomi, kepentingan politik serta kepentingan asing di balik gerakan ISIS.
"Saya tidak tahu siapa mereka. Itu berbahaya karena yang diuntungkan oleh ISIS jika berjaya di dunia Islam adalah orang luar, bukan dunia Islam," ungkapnya.
"Ini hanya memporakporandakan umat Islam dan menggoyangkan sendi negara bangsa Indonesia yang berasaskan Pancasila," Din menambahkan.
Oleh karena itu, MUI mengimbau agar umat Islam di Indonesia, khususnya anak-anak muda, untuk tidak terpengaruh dan ikut-ikutan kelompok ini.
Sedangkan untuk pemerintah, Din berharap agar memberikan tindakan tegas yang berdasarkan hukum dan UU bagi kelompok ini. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Jadi, sebenarnya ISIS stok lama, tapi dengan merek baru. Tetapi, lebih berbahaya," kata Din kepada wartawan usai acara Halal Bihalal dan Silahturahmi Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Selasa Malam 12 Agustus 2014.