"Soal Kapal Tenggelam, Malaysia Hina Indonesia"

Pencarian korban kapal tenggelam oleh Malaysia
Sumber :
  • REUTERS/Samsul Said

VIVAnews - Mahasiswa di Aceh meminta Presiden SBY bersikap tegas soal kasus kapal Tenaga Kerja Indonesia yang karam di perairan Malaysia. Kapal tersebut diduga sengaja ditenggelamkan oleh petugas Bea Cuka Malaysia.

Para mahasiswa meminta pemerintah segera membentuk tim untuk mencari fakta. Jika benar kapal TKI yang membawa warga Aceh tersebut memang sengaja dikaramkan, mahasiswa meminta Presiden menarik Duta Besar (Dubes) Indonesia dari negeri Jiran itu.

“Jika benar mereka (Malaysia) telah membunuh para TKI, ini penghinaan terhadap Indonesia. Malaysia sudah terlalu sering menginjak harkat dan martabat bangsa ini,” ujar Firdaus Noezula, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Aceh, kepada VIVAnews, Kamis, 26 Juni 2014.

Menurutnya, pemerintah Indonesia harus berani mengambil sikap tegas terkait seringnya negeri tetangga itu bertingkah semena-semena terhadap Indonesia. Seperti klai mereka terkait tarian Reok Ponorogo, hingga rencana membangun mercusuar di wilayah Indonesia.

“Kalau berani putuskan saja hubungan diplomasi dengan Malaysia. Tarik duta besar Indonesia, ini kan penghinaan,” kata dia.

Bakar bendera

Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Solidaritas Pemuda Gayo, Selasa lalu, menginjak dan membakar bendera milik Malayisa, saat melakukan aksi di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan marah terhdap Malaysia yang dianggapmdengan sengaja menabrak dan menembaki kapal TKI Indonesia.

Mereka juga menyayangkan sikap aprat penegak hukum Malaysia yang meminta uang sebesar 300 RM kepada para TKI yang menumpang di kapal nahas itu. “Tindakan aparat Malaysia tersebut tidak mencerminkan sebagai petugas hukum tetapi lebih mirip bajak laut,” kata Bardan, Koordinator Aksi.

Sama halnya dengan para mahasiwa, para pemuda ini juga meminta pemerintah dengan tegas mengusut kasus tersebut hingga tuntas. Kemudian Pemerintah Indonesia harus berani memutuskan hubungan diplomastik dengan Malaysia, jika dugaan ini benar-benar terbukti.

Marak calo

Sementara itu, Pemerintah Aceh meminta warga tidak mudah percaya dengan para calo untuk pemulangan para korban. Informasi resmi akan terus disampaikan pemerintah Aceh melalui Posko Informasi dan Pengaduan Korban.

“Soal keberadaan korban dan informasi pemulangan, masyarakat terutama keluarga korban tidak terpengaruh dengan para calo. Informasi yang jelas akan terus dirilis oleh Pemerintah Aceh,” ujar Murthalamuddin kepada VIVAnews, siang tadi.

Menurutnya, hinga hari ini, Selasa, 24 Juni 2014, posko informasi dan pengaduan korban kapal tenggelam Pemerintah Aceh masih terus menerima laporan. Laporan yang masuk baik dari korban yang ditahan Malaysia, maupun keluarga korban yang berada di Aceh.

“Malah ada korban yang saat kejadian berada dalam kapal musibah itu. Ia langsung menelepon keluarganya. Keluarganya menyampaikan kepada kami. Intinya masyarakat terutama keluarga korban jangan percaya pada calo yang mengaku-ngaku bisa mengurus pemulangan korban,” katanya.

Kata dia, Pemerintah Aceh terus berupaya mendesak Pemerintah Pusat untuk membentuk tim pencari fakta mengungkap kasus tenggelamnya kapal pengangkut WNI asal Aceh tersebut. Pemerintah pusat harus segera melakukan upaya diplomatik untuk membebaskan korban selamat.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

Baca:

Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024