Sumber :
- VIVAnews/Aceng Mukaram
VIVAnews
- Tanjung Datuk tiba-tiba terkenal setelah TNI Angkatan Laut mengusir Malaysia yang tengah membangun mercusuar. Tapi sebelum itu tak banyak yang orang tahu wilayah di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, ini.
Infrastruktur di perbatasan Malaysia ini masih sangat buruk. Jalanan belum tertata rapi. Bahkan banyak yang belum diaspal.
Infrastruktur di perbatasan Malaysia ini masih sangat buruk. Jalanan belum tertata rapi. Bahkan banyak yang belum diaspal.
Tak cuma jalanan, listrik juga belum ada. Gustian, warga Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, mengatakan, saban hari warga harus menyalakan genset untuk mendapatkan listrik. Tentu saja, bagi warga miskin tak mampu membeli pembangkit mini ini.
"Kami paling tidak menghabiskan hampir Rp500 ribu tiap bulan untuk bahan bakar saja," katanya.
Wajar saja, bensin bersubsidi di sana, yang di Jakarta dijual Rp6.500, bisa sampai Rp16 ribu per liter. Hampir tiga kali lipatnya. "Ini tentunya sangat tinggi," tuturnya.
Itu baru jalan dan penerangan. Untuk komunikasi lebih mengerikan. Tower BTS memang sudah di bangun. Pembangunannya pun persis setelah peristiwa mencuat.
Di desanya itu tak ada yang jual pulsa. Masyarakat membeli di ibu kota kecamatan dan kabupaten, Paloh dan Sambas. Tidak tanggung-tanggung, karena malas bolak-balik dengan jarak jauh, warga ada yang beli pulsa Rp1 Juta. Tapi nahas, tiba-tiba sinyal hilang, ponsel tidak bisa digunakan. "Pulsa hangus karena kadaluarsa, " katanya.
Memang, BTS ini hanya berfungsi tiga bulan. "Setelah itu sudah tidak bisa digunakan lagi.”
Sebagai masyarakat perbatasan, dia berharap Pemerintah Indonesia lebih tanggap dan sigap melihat permasalahan ini, bila tidak ingin wilayahnya diambil Malaysia.
"Kami hanya ingin pemerintah serius menjadikan perbatasan sebagai beranda terdepan. Dan dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tak cuma jalanan, listrik juga belum ada. Gustian, warga Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, mengatakan, saban hari warga harus menyalakan genset untuk mendapatkan listrik. Tentu saja, bagi warga miskin tak mampu membeli pembangkit mini ini.