Virus MERS Merebak, Ini Langkah Antisipasi Indonesia

Agung Laksono saat diperiksa KPK beberapa waktu lalu
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Setelah dikejutkan oleh merebaknya kasus SARS dan flu burung, kali ini dunia kembali dihebohkan sebuah virus yang bernama MERS atau Middle East Respiratory Syndrome. Kemunculan virus ini disinyalir berawal dari kawasan Timur Tengah. 

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Alasan PDIP Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Sama seperti SARS dan flu burung, virus MERS menyerang sistem pernafasan manusia dan selanjutnya melumpuhkan organ-organ vital, seperti ginjal, lambung, paru-paru, dan usus. Virus MERS hingga saat ini telah menyerang 400 orang dan menewaskan lebih dari 100 orang sejak kemunculan perdananya pada bulan September tahun 2012.

Untuk mengantisipasi menyebarnya virus itu ke Indonesia, pemerintah Indonesia sudah melakukan beberapa langkah pencegahan. 

Legenda Manchester United Ikut Buka Suara Soal Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Disebut Sukses

Agung Laksono menambahkan, pengalaman Indonesia dalam menanggulangi penyebaran virus flu burung beberapa tahun lalu, telah membuat pemerintah kini lebih siap dalam menghadapi kemungkinan penyebaran virus MERS ke Indonesia.

"Indonesia sudah berpengalaman sewaktu menanggulangi virus flu burung. Kini kami sudah menyiapkan beberapa langkah pencegahan. Sekarang sudah ada 100 rumah sakit rujukan yang sudah siap menerima bila ada pasien dengan gejala virus MERS. Jumlah itu pun bisa meningkat menjadi 155 rumah sakit. Di bandara-bandara, pelabuhan laut, pemerintah juga memfungsikan alat pemindai untuk setiap orang yang baru tiba di Indonesia," ujarnya saat ditemui wartawan usai memimpin Rakor Pembahasan Draft SKB Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2015 di kantor Kemenko Kesra, hari ini, Rabu, 7 Mei 2014.

Hanya saja, Agung menuturkan, pemerintah Indonesia hingga saat ini memang belum melakukan pelarangan warganya untuk bepergian ke Arab Saudi dan Timur Tengah. Pemerintah saat ini baru mengeluarkan himbauan yang sifatnya mencegah warga untuk tidak bepergian. 

"Memang tidak ada travel restriction, tidak ada travel warning, hanya ada travel advice saja yang menganjurkan penduduk Indonesia sebaiknya tidak pergi. Tapi anjuran itu ya untuk diindahkan. Artinya kalau ada orang yang punya penyakit bawaan sebaiknya jangan pergi, itu termasuk langkah pencegahan juga," ujarnya.

Menurut Agung, pemerintah Indonesia tidak melakukan pelarangan bepergian ke Arab Saudi dikarenakan pemerintah Arab Saudi sendiri hingga saat ini belum menggolongkan kejadian merebaknya virus MERS ini sebagai suatu Kejadian Luar Biasa (KLB). 

"Tingkat fatalitas MERS ini bila dibandingkan dengan flu burung masih lebih rendah. Flu burung itu 82,5 persen. Tingkat kematiannya sangat tinggi. Kalau MERS ini hanya 31 persen. Arab Saudi sendiri hingga kini tetap membuka pengajuan visa untuk orang yang ingin bepergian. Di sana kejadian ini masih belum dinyatakan KLB," ujarnya.

Untuk masyarakat yang bersikeras untuk tetap bepergian ke Arab Saudi, seperti masyarakat yang sudah terlanjur memesan tiket untuk beribadah umroh, Agung memberikan saran-sarannya agar masyarakat sebisa mungkin tetap terhindar dari infeksi virus MERS. 

"Walaupun harus kesana, ikuti petunjuknya. Hindari kerumunan orang banyak. Atau kenakan masker dan rajin membersihkan badan. Kalau ada gejala-gejala sedikit saja harus segera ke pos kesehatan," ujar Agung.

 

Belum Ada Vaksin

Pada kesempatan yang sama, Menkokesra Agung Laksono juga menuturkan bahwa hingga kini pemerintah Indonesia masih belum memiliki vaksin yang bisa digunakan untuk menyembuhkan orang yang terjangkiti oleh virus MERS. Kementerian Kesehatan hingga kini masih dalam proses upaya untuk menciptakan vaksin tersebut. 

"Vaksin untuk virus MERS kita masih belum bisa produksi. Kemenkes masih dalam upaya untuk hal itu. Tapi Menkes sendiri optimis dalam beberapa minggu ke depan sudah bisa produksi sendiri vaksinnya," ujarnya.

Agung juga menuturkan bahwa perilaku virus MERS yang menyerang sistem imunitas tubuh bisa membuat penyakit yang sebelumnya diidap oleh penderitanya bisa semakin parah. 

"Virus MERS biasanya menyertai penyakit lama. Jadi saat kena serangan itu, imunitas tubuhnya sangat rendah. Sehingga kalau misalnya dia punya penyakit gagal ginjal, ia bisa semakin parah," ucap Agung.

Namun demikian, walaupun hingga saat ini masih belum ada vaksin untuk virus MERS, Agung menuturkan bahwa gejala-gejala virus MERS pada orang yang sudah terjangkiti oleh virus itu tetap bisa ditekan. 

"Untuk virus MERS pengobatan spesifik dan vaksinnya belum ada. Tapi ada cara untuk menekan gejala-gejalanya. Kalau panas tinggi, pakai pengobatan untuk panas. Penyakit akan sembuh dengan sendirinya setelah melewati masa kritis. Selama masa kritis itu memang harus dijaga. Kalau tidak dirawat ya bisa fatal akibatnya," ujarnya. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya