Kekerasan di STIP, Kemendikbud Siapkan Cara Potong Generasi

Menteri Pendidikan M Nuh, jumpa pers Hari Pendidikan Nasional
Sumber :
  • Fajar Ginanjar Mukti/ VIVAnews
VIVAnews
Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat
- Menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2014, dunia pendidikan di Indonesia justru dihantui catatan kelam, salah satunya kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda, Jakarta Utara.

Maju Pilkada Kalsel 2024, Pasangan Muhidin-Hasnur Kantongi Restu Haji Isam

Dimas Handoko (19), taruna muda sekolah kedinasan itu kehilangan nyawa pada Sabtu  26 April 2014, akibat dianiaya tujuh seniornya di kamar kosnya. Alasannya, pelaku marah karena Dimas, mahasiswa semester II itu dinilai tidak hormat kepada seniornya yang sudah semester IV.
Erik Ten Hag Bongkar Penyebab Antony Ledek Pemain Converty


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Mohammad Nuh, mengaku prihatin atas kasus tersebut. Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan kasus ini sampai tuntas.


"Kami sangat-sangat prihatin. Kami telah bekerjasama dengan kepolisian untuk saling bantu mengusut kasus ini sampai akarnya," ujarnya M Nuh dalam konferensi pers setelah upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, hari ini, Jumat, tanggal 2 Mei 2014.


Dituturkan oleh Nuh, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang menaungi izin operasional dari seluruh sekolah yang beroperasi di Indonesia, akan mengambil langkah serius terhadap budaya kekerasan yang diduga sudah mengakar di sekolah kedinasan yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan tersebut.


"Untuk memotong rantai kekerasan di STIP, kami akan mengambil langkah tegas. Kemendikbud sudah menginstruksikan DIKTI untuk melakukan audit terhadap sekolah itu. Audit salah satunya dilakukan untuk mengetahui apakah kejadian kemarin adalah kecelakaan atau benar merupakan suatu tradisi yang sudah melekat," ujarnya sambil menuturkan bahwa audit tersebut ditargetkan untuk selesai sebelum dimulainya tahun ajaran baru di STIP.


Ditambahkan Nuh, bila kekerasan atas nama senioritas tersebut adalah tradisi perpeloncoan di STIP, maka Kemendikbud akan melakukan strategi pemotongan generasi, atau menghentikan untuk sementara waktu penerimaan mahasiswa baru di sekolah itu.


"Kalau kekerasan itu menyangkut tradisi, maka cara yang paling efektif, potong generasi," kata Nuh.


Dengan strategi pemotongan generasi, maka STIP tidak akan diizinkan untuk menerima mahasiswa baru hingga mahasiswa yang saat ini masih berstatus junior lulus dari STIP.


"Kalau kekerasan itu adalah tradisi, junior yang saat ini, nanti mereka jadi senior akan balas dendam. Begitu berulang. Jadi kalau dipotong seperti itu tidak akan ada lagi balas dendam. Angkatan mahasiswa yang bersih nanti tidak akan tercemar sifat-sifat itu," ujar Nuh.


Nuh menyatakan langkah seperti ini sudah pernah dilakukan pihaknya terhadap Fakultas Teknik di Universitas Negeri Makassar.


"Sebelumnya di UNM karena seringnya tawuran di fakultas teknik. Akhirnya kita ambil keputusan untuk stop dulu penerimaan mahasiswa baru di program-program studi di fakultas teknik tersebut," ujarnya.


Saat ini tujuh senior pelaku kekerasan di STIP sudah dikeluarkan dari sekolah tersebut. Semuanya sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Polres Jakarta Utara. Ketujuh pelaku terancam hukuman 9 tahun penjara. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya