May Day, Para Guru Honorer Geruduk Istana Negara

Demo Guru Honorer
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Ribuan guru honorer dari Jakarta, Banyumas, Jakarta Timur, Jawa Tengah, Banten, Subang, Bandung, dan Pandeglang mulai berjalan dari arah Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara di hari Peringatan Buruh Internasional atau May Day, 1 Mei 2014. Mereka menutut agar guru honorer segara diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Saya sudah 18 tahun menjadi guru honorer. Saya sudah mendapatkan sertifikasi, tapi sampai saat ini belum menjadi PNS," kata Koordinator Daerah Front Pembela Honorer Indonesia Kabupaten Subang, Yayah Komariah, kepada VIVAnews di Jakarta.

Bahkan menurut ibu dua anak itu, dia tergolong guru honorer dengan usia pengabdian yang muda. Masih ada guru honorer yang sudah mengabdikan diri hingga puluhan tahun.

Sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Padegan, Yayah mengakui ada kecumburuan sosial antara guru honorer di sekolah negeri dengan swasta.

"Mereka (guru honorer) di swasta diberikan penghargaan penyesuaian gaji seperti tunjangan profesi atau sertifikasi. Kami tidak," ujar Yayah.

Padahal di sekolah itu, Yayah bukan hanya mengajar seni musik, namun juga menjadi pembina ekstrakurikuler seni musik dan wali kelas.

Dagang Makanan

Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or

Setiap bulan, Yayah hanya menerima gaji Rp600 ribu. Itu dibawah Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Subang sebesar Rp1.070.000. Sementara suaminya hanya bekerja sebagai guru pengajian.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia bekerja sampingan sebagai seorang pedagang makanan di sekolah PAUD. "Itu pun saya mendapat penghasilan cukup lumayan kalau ada pesanan makanan," kata wanita 43 tahun itu.

Namun Yayah tetap merasa beruntung jika dibanding dengan guru honorer di sekolah dasar. Kata dia, guru SD penghasilannya hanya mencapai sekitar Rp100 ribu per bulan. "Ini tidak adil. Oleh karena itu, kami minta dihargai. PNS adalah harga mati!" tegas Yayah. (ren)

Nyamuk aedes aegypti.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

Dinas Kesehatan saat ini turun tangan untuk mengatasi persoalan kasus DBD di Jakarta, dengan menyosialisasikan para warga untuk melakukan gerakan 3M.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024