Situasi Jembatan Timbang di Jateng Paska Murka Ganjar

Ganjar Pranowo Mengamuk
Sumber :
  • tvOne

VIVAnews - Ada pemandangan berbeda di jembatan timbang yang ada di Jawa Tengah, Selasa 29 April 2014. Petugas memeriksa secara seksama setiap muatan truk-truk yang lewat.

Sebelumnya, kernet atau sopir truk hanya turun dan menyerahkan sejumlah uang ke petugas, lalu mereka bisa berlalu tanpa perlu diperiksa. Namun, hal itu tidak berlaku lagi setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo marah-marah, Minggu 27 April lalu di Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang. Ganjar memergoki aksi pungutan liar oknum petugas.

Pantauan VIVAnews di Jembatan Timbang Gubug Purwodadi, petugas memeriksa setiap muatan truk-truk yang lewat. Kernet atau sopirĀ  yang membawa muatan melebihi ketentutan kemudian dipanggil petugas ke kantor jaga.

Salah satu sopir yang dipanggil ke pos jaga, kemudian menerima surat sidang. "Ini untuk sidang tanggal 22 Mei," kata petugas seraya menyerahkan selembar kertas berwarna merah jambu. Tanpa banyak bicara, sopir itu lantas keluar dan membawa truknya pergi.

Tak hanya memeriksa muatan, petugas juga memeriksa Kartu Izin Trayek (KIR) milik angkutan umum dan truk. Sopir dan kernet yang tak bisa menunjukkan KIR pun digelandang ke kantor jaga untuk menerima surat denda.

Murka Ganjar

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Diberitakan sebelumnya, Ganjar sidak di jembatan timbang Subah, Batang minggu malam kemarin (27 April 2014). Awalnya, Ganjar sedang perjalanan ke Semarang dari tugas dinas di Banyumas, Cilacap, dan Tegal. Ketika melewati jembatan timbang Subah, Ganjar memutuskan untuk mampir. Di sana ia bertanya kepada petugas soal mekanis kerja di sana.

Saat itu Ganjar melihat-lihat truk yang berjajar di jembatan timbang. Seorang kernet truk berjalan menuju kantor sambil menggenggam uang, tak luput dari perhatiannya. Ganjar membuntuti, ternyata uang digenggam kernet itu diletakkan di meja petugas jembatan timbang, dan kernet tidak meminta bukti struk dan bermaksud menyelonong pergi.

Ganjar juga bertanya kepada petugas dan memerintahkan agar semua laci dibuka. Betapa kagetnya Ganjar ketika ia membuka salah satu laci dan melihat dua amplop berisi uang. Ia lalu mengambil dan membanting dengan keras dua amplop itu ke meja.

Satu persatu kernet dan sopir truk ditanyai Ganjar soal pungli tersebut. Ternyata hal itu sudah seperti "tradisi" dan nominalnya antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Sebenarnya sesuai perda, denda sudah diatur antara Rp 10ribu hingga Rp60 ribu, sesuai golongan kendaraan dan jenis pelanggaran.

Sebelum pergi melanjutkan perjalanan, Ganjar meminta para sopir dan kernet yang kelebihan muatan membayar denda dan meminta struk. Ia mengatakan praktik pungli tersebut sangat mempengaruhi kondisi jalan, terutama pantur yang sering dilalui truk.

Sementara itu, sejumlah sopir truk yang biasa melintas di Pantura, khususnya jalur Semarang-Purwodadi, tidak berani keluar kandang. Mereka berkumpul di kawasan Pucanggading.

Menurut Syafii, salah satu warga, para sopir khawatir karena tersebar isu petugas memeriksa kelengkapan kendaraan. Selain itu, petugas juga dikabarkan mengontrol tonase. "Petugasnya berpakaian hijau-hijau. Tapi saya tak tahu, itu petugas darimana," kata Syafii.

Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa pungli itu memiliki andil besar dalam menyumbang kerusakan infrastruktur jalan. "Temuan mengenaskan, ya pas kalau jalan hancur karena hampir semua melebihi muatan. Kalau tiap hari seperti ini, berapapun pendapatan yang diperoleh dari Perda ini tidak sebanding dengan yang kita pakai untuk memperbaiki," kata mantan anggota DPR itu. (umi)

Neta L

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan

Neta, pabrikan mobil listrik asal China, memperkenalkan empat model Neta L di pasar domestiknya. SUV berdesain modern ini menarik perhatian dengan teknologi canggih dan j

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024