Kemlu RI: Afrika Celah Pasar Menggiurkan

Pulau Robben, salah satu tujuan wisata di Afrika Selatan
Sumber :
  • wordpress.com

VIVAnews - Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri, Lasro Simbolon, mengatakan Benua Afrika kini merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi para pengusaha Indonesia.

Gibran soal Bobby Nasution Diblacklist PDIP di Pilkada Sumut: Tenang Aja

Bagaimana tidak, daratan yang kerap dijuluki Benua Hitam itu, memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan jumlah penduduk yang mencapai satu miliar orang.

Hal itu diungkap Lasro, ketika ditemui di ruang Palapa, Gedung Kementerian Luar Negeri, Rabu, 19 Februari 2014. Lasro mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, perkembangan ekonomi di Benua Afrika terus meningkat.

Walaupun dia tidak menampik fakta masih ada beberapa negara yang masih sarat dengan masalah. "Namun, itu bukanlah penggambaran Benua Afrika sesungguhnya secara keseluruhan," kata Lasro.

Dia menambahkan, dengan kekayaan alam yang berlimpah, sudah dipastikan hampir setiap hari di Afrika ditemukan ladang gas, minyak dan berlian baru di sana.

"Sehingga Afrika kini dipandang sebagai pasar yang menjanjikan. Kelas menengahnya terus meningkat dengan pasar yang kuat," imbuh Lasro. 

Sehingga, apabila RI tidak ikut menggalang penetrasi ekonomi ke sana, maka akan ketinggalan dengan negara lain yang sudah lebih dulu gencar berekspansi ke Benua Afrika, seperti China, Turki dan Rusia.

Dia menyebut nilai perdagangan antara RI dengan negara-negara di Afrika mencapai sekitar US$12 miliar. Selain itu pendekatan angka perdagangan dari tahun ke tahun selalu konsisten. 

"Secara keseluruhan, nilai perdagangan RI dengan beberapa negara di Afrika surplus," kata dia.

RI memiliki komoditas andalan ekspor minyak kelapa sawit, barang konsumsi, produk elektronik, sparepart mobil, dan kertas. "Sementara RI mengimpor produk kapas dari Afrika untuk mendukung industri tekstil, bahan baku kulit, zat kimia dan cokelat. Sementara untuk produk teh dan kopi, Indonesia mengimpor namun juga ikut mengekspor kedua produk itu ke Afrika," papar Lasro.

Dia menyebut saat ini total ada sekitar 18 perusahaan asal Indonesia yang telah beroperasi di beberapa negara di Afrika. Sebagian besar perusahaan asal Indonesia berada di Nigeria.

Salah satu perusahaan asal RI yang berjaya di Nigeria, ungkap Lasro, yakni PT Indofood Sukses Makmur. Mereka telah memiliki pabrik di Nigeria. Kemahsyuran produk buatan Indofood yakni indomie, kata Lasro bahkan diungkapkan sendiri oleh Presiden Goodluck Jonathan.

"Bahkan saat Presiden SBY berkunjung ke Abuja, Nigeria pada Februari 2013 lalu, Presiden Jonathan menyebut indomie merupakan produk yang sangat dikenal semua kalangan. Porsi yang dijual di Nigeria jauh lebih banyak ketimbang di Indonesia. Namanya hungry size," Lasro menjelaskan.

Sementara di bidang minyak dan gas, beberapa perusahaan nasional sudah mulai menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama. Tiga di antaranya, yakni PT Pertamina, Grup Bakrie, dan Medco.

Untuk Grup Bakrie, Lasro menjelaskan sudah mulai beroperasi dalam konteks eksplorasi. Sementara Pertamina baru masuk sektor downstream. "Tetapi produk pelumas mereka sudah resmi dijual di Afrika Selatan dan Nigeria," kata Lasro.

Medco, kata Lasro, tengah melakukan pembicaraan awal dengan petinggi di Mozambiq. (umi)

"Kehadiran perusahaan Indonesia di Afrika sangat menguntungkan. Masalahnya kan sekarang masih banyak pengusaha Indonesia yang belum tahu dan ragu apakah dengan segala tantangan yang demikian besar, bisa meraih keuntungan besar," ujar Lasro.

Untuk memiliki Suzuki Jimny, konsumem harus menunggu selama 3 tahun

Begini Cara Klaim Perbaikan Suzuki Jimny 3 Pintu, Gratis!

Suzuki Jimny menjadi salah satu mobil SUV, yang punya banyak penggemar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024