Eks PM Singapura Sudah Tabur Bunga ke Pusara Usman-Harun

Usman dan Harun.
Sumber :
  • http://toparmour.blogspot.com/
VIVAnews
Shell Indonesia Bakal Tutup Seluruh SPBU di Medan, Manajemen Ungkap Alasannya
– Hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura menjadi tegang karena RI berencana menamai salah satu kapal barunya dengan nama Usman dan Harun (KRI Usman-Harun). Kedua pahlawan nasional RI itu adalah pengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura, tahun 1965, pada periode konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Perolehan Suaranya 58,6 Persen, Prabowo Subianto: Itu Hasil Demokrasi dan Perjuangan

Pilihan Indonesia mempertahankan nama Usman-Harun untuk KRI fregatnya yang akan tiba akhir tahun ini dari Inggris, membuat Singapura membatalkan undangan pembukaan Singapore Airshow untuk Indonesia. Namun RI tak ambil pusing dengan sikap Singapura.
Alasan Wika Salim Semakin Yakin ke Max Adam, Bawa ke Keluarga Saat Lebaran


“Kita lihat saja ke depannya seperti apa. Terlalu berisiko untuk melakukan tindakan yang tidak proporsional,” kata Staf Khusus Presiden RI, Teuku Faizasyah, di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Februari 2014.


Menurut Faizasyah, masalah Usman-Harun cukup menjadi sejarah masa lalu sehingga tak perlu sampai mengganggu hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura. Apalagi, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah melakukan tabur bunga ke pusara Usman dan Harun di Taman Pemakaman Pahlawan Kalibata, Jakarta.


“Kalau kita rujuk dengan apa yang terjadi selama ini, yakni tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yew, sudah ada penyelesaian atas masalah yang terjadi di masa lalu,” kata Faizasyah. Maka jika Singapura kini melancarkan protes keras terhadap Indonesia, ia menilai itu bentuk perluasan masalah


Presiden SBY, kata dia, telah menugaskan Menkopolhukam untuk ‘mengelola’ isu ini. "Yang jelas tidak ada niat Indonesia mengubah nama KRI Usman-Harun,” ujar Faizasyah.


Faizasyah berpandangan, Singapura perlu menimbang prospek ke depan dari kondisi yang tidak menguntungkan ini terkait hubungan bilateral maupun kerjasama ASEAN. “Janganlah hal-hal seperti ini seperti melihat kembali ke masa lalu – yang persoalannya sebenarnya sudah selesai,” kata dia. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya