Pakar: Mitos Tak Berikan Dampak Positif dalam Hadapi Bencana

Peta zona rawan bencana di Jawa Tengah
Sumber :
  • vsi.esdm.go.id
VIVAnews -
Bakal Stop Beroperasi di Medan, SPBU Shell: Terima Kasih Buat Semua Pelanggan Setia Kami
Gempa bumi yang diterjadi di Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu sempat dikait-kaitkan dengan hal-hal yang sifatnya mitos, yaitu dengan munculnya awan sirus.

3 Toko Roti di Gaza Dibuka Kembali untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Israel-Hamas Oktober 2023

Pakar kebencanaan Universitas Gajah Mada, Prof. Ir. Dwikoritas Karnawati, M,Sc., Ph.D., Sabtu 1 Februari 2014, mengatakan awan sirus juga pernah muncul di Malaysia, tapi tidak ada kejadian gempa bumi. Sehingga hal itu merupakan mitos belaka.
Gol Menit 103, Qatar Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Yordania


Menurutnya, mitos dan mispersepsi semacam itu justru tidak memberikan dampak positif dalam penanggulangan bencana.


"Sehingga penting ada upaya untuk melakukan demistifikasi pada masyarakat. Ilmu pengetahuan dan kearifan lokal bisa dimanfaatkan untuk itu, meski tidak semua kejadian bencana bisa diungkap semuanya," ujar Dwikoritas.


Dia melanjutkan, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan tepatnya kejadian gempa bumi akan terjadi. Sedangkan bencana banjir dan meletusnya gunung berapi masih bisa diprediksi dengan tanda-tanda aktivitas gejala alam yang ditimbulkan.


"Kalau gempa tidak bisa diprediksi jam, tanggal, bulan dan tahunnya. Erupsi gunung api masih bisa diprediksi lewat status aktivitasnya dari kondisi siaga dan awas. Sedangkan banjir lebih mudah lagi diprediksi," tuturnya.


Khusus untuk banjir bandang, kata Dwikorita, masyarakat bisa secara langsung untuk mengetahuinya dengan melihat munculnya gejala alam. Misalnya, air sungai yang tiba-tiba berwarna kuning karena membawa kandungan pasir, lumpur, atau membawa ranting dan kayu meski dalam kondisi tidak hujan.


Banjir bandang, kata Dwi, disebabkan karena bendungan alami yang ada di daerah hulu sungai jebol. Bendungan alami terbentuk lewat ranting, pasir dan kayu. Kejadian ini, kata dia, pernah terjadi di Wasir Papua Barat dan Bahorok Sumut.


"Karena bisa jadi terjadi hujan di daerah hulunya," kata dia.


Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPY), Dr. Budiono Santoso, mengakui bencana yang terjadi di Indonesia sering dikaitkan dengan mitos. "Saya kira para akademisi bisa ikut melakukan upaya demistifikasi ini," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya