Ledakan Tambang di Sawahlunto, 4 Warga Belum Bisa Dievakuasi

Masyarakat berkerumun di dekat lubang tambang yang meledak di Sawahlunto
Sumber :
  • Antara/ Arif Pribadi
VIVAnews
Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya
- Pencarian empat korban yang terperangkap di dalam tambang rakyat batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, yang runtuh akibat ledakan gas metan pada Jumat pekan masih dilakukan.

Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah empat warga yang terjebak di tambang Ngalau Cigak pada kedalaman 100 meter itu masih hidup atau sudah meninggal.
Is It Eating Ramen Good for Your Health Body?


Sejauh ini, baru satu warga bernama Edi Zulhedi (31) yang dievakuasi dalam keadaan meninggal akibat mengalami luka bakar.


Informasi dari Kepala Bidang Pertambangan Pemerintah Kota Sawahlunto Ari Wibawa, Edi merupakan warga Kelurahan Bukit Bual, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.


Tambang batu bara yang ada di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, merupakan kontribusi terbesar kota tua itu. Ada 13 perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah yang luasnya mencapai 125 hektare. Ada lebih dari 3.200 orang yang bekerja di sektor tambang di kawasan Bukit Bual.


Pemerintah mendapatkan royalti sebesar 20 persen dari tambang-tambang itu. Rata-rata perusahaan yang beroperasi mempekerjakan warga sekitar untuk menambang.


Tambang baru bara di wilayah ini dianggap sebagai tambang batu bara pertama di Indonesia. Hasil tambang di wilayah ini diklaim memiliki kualitas terbaik di dunia.


Namun seiring berkembangnya waktu, muncul tambang-tambang liar yang dikelola warga. Bahkan sebagaian tambang liar itu berubah menjadi perusahaan pertambangan.


Meski telah mengatongi izin dari pihak terkait, namun standar keselamatan kerja para penambangnya belum sesuai dan tidak diperhatikan. Rata-rata pekerja tambang mendapat upah antara Rp70 ribu sampai Rp100 ribu untuk setiap tonnya.


Dari catatan yang ada, sudah beberapa kali terjadi ledakan di kawasan tersebut dan menyebabkan korban jiwa. Pada 2009 lalu, ledakan tambang bahkan menyebabkan 34 orang pekerjanya meninggal.


"Memang standar keselamatan kerap diabaikan. Gas metana kerap menghatui pekerja," kata Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf.  (umi)


Laporan: Donal Meisel/ tvOne Sawahlunto.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya