Sudah Sepekan, Kantor Wali Kota Jambi Jadi Pasar Sayur

Kantor Walikota Jambi jadi pasar
Sumber :
  • VIVAnews/Ramond Epu
VIVAnews -
Joint Operation Bea Cukai dan Polri Gagalkan Peredaran Kokain Cair dan Serbuk MDMA
Sudah satu pekan kantor Wali Kota Jambi menjadi pasar sayur, Senin 20 Januari 2014. Sedikitnya, 150 pedagang sayur dari Pasar Angsoduo, salah satu pasar tradisional besar di Kota Jambi, menjajakan sayur-sayuran di kantor Wali Kota Jambi.

Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!

Aksi jualan di kantor Wali Kota Jambi ini buntut penolakan pedagang sayur atas penggusuran yang dilakukan pemerintah Kota Jambi. "Bukan persoalan penggusurannya saja, tapi kami tidak disediakan tempat pengganti untuk berjualan yang layak," kata Romi, salah satu pedagang mengatakan kepada
Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun
VIVAnews.

Dia mengakui, pasar dadakan ini juga dimanfaatkan warga di sekitar kantor Wali Kota Jambi untuk berbelanja. "Kami jual murah saja. Daripada kami tidak mendapatkan uang," katanya.


Sementara itu, Adek, perwakilan pedagang sayur menyayangkan sikap Wali Kota Jambi, Sy Fasha, yang enggan menemui para pedagang. "Warganya mengadu mengapa wali kota tidak mau menemui. Padahal yang ingin menemui adalah masyarakat kecil."


Selama sepekan ini pedagang sayur tidak hanya berada di siang hari saja. Pedagang siang malam menempati kantor walikota. "Ini akan terus dilakukan sampai Wali Kota Jambi mau menemui pedagang," ujarnya.


Wali Kota Berkukuh


Sebelumnya, Staf Ahli Walikota Jambi Yan Ismar sempat menemui pedagang di hari pertama. Dia menegaskan tetap dengan keputusan awal agar di depan Pasar Angsoduo tidak ada yang berjualan. Sedangkan pedagang tetap diarahkan ke dalam Pasar Angsoduo.


"Wali Kota Jambi tidak bisa menemui pedagang. Karena Pak Wali sedang ada tamu," ujarnya pada waktu itu.


Mengenai aspirasi yang disampaikan pedagang diakuinya akan disampaikan ke wali kota. Namun, dirinya tetap memastikan pedagang sayur tetap tidak boleh berjualan di depan Pasar Angsoduo.


Pedagang sayur juga membeberkan  selama ini ada jual beli lapak pedagang di Pasar Angsoduo. Meskipun mereka hanya menggunakan badan jalan untuk berjualan.


"Kami diminta uang mulai Rp300 ribu sampai Rp1 juta untuk berjualan. Belum lagi setiap bulan kami juga diminta uang yang bervariasi tergantung lokasi jualan," ujar salah satu pedagang.


Mereka tetap bersikukuh selama ini sudah terjadi jual beli lapak dengan Dinas Pasar Kota Jambi. Namun, saat ini mereka digusur dengan tidak layak. "Padahal kami sudah bayar. Kenapa sekarang kami diusir seperti binatang," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya