Keamanan Transportasi di Indonesia Buruk, Apa Solusinya?

Kecelakaan Kereta Api dan Truk Tangki LPG di Bintaro
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Cak Imin Dikabarkan Maju Pilgub Jatim, PKB Ingin Fokus di MK Dulu: Tidak Lama Hanya 14 Hari
– Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan, kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas selalu terjadi karena ada pembiaran dari otoritas berwenang. Tabrakan kereta rel listrik dan truk tangki Pertamina berisi premium di Bintaro, Jakarta Selatan, menjadi salah satu bukti betapa keamanan transportasi di Indonesia masih amat buruk.

Mudik Pakai Mobil Listrik, Perhatikan Suhu Cuaca dan Ban

“Kita ini tidak pernah jelas. Tidak konsisten dalam pengawasan dan penegakan hukum,” kata Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan kepada VIVAnews, Rabu 11 Desember 2013. Menurut dia, tanggung jawab sepenuhnya terletak pada pemerintah.
IPI Sebut Pemulung Ujung Tombak Pengumpulan Sampah tapi Banyak yang Tidak Mengapresiasi


Sementara Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berpendapat, upaya perbaikan di sektor transportasi selama ini terkesan lamban dan tidak serius. Semua dilakukan sporadis. Baru bergerak ketika sudah timbul kecelakaan besar seperti tragedi Bintaro 2 Senin kemarin.


“Semua masalah ada di hulu. Tidak mungkin ada perbaikan bila hulu tidak benar-benar dibenahi. Hulu ini adalah pemerintah,” kata Ketua MTI Danang Parikesit.


Meski penyebab kecelakaan kereta versus truk tangki Pertamina belum disimpulkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi, ujar Danang, tapi polisi cenderung yakin kejadian ini disebabkan kelalaian pengemudi truk. Saksi mata mengatakan, sopir truk menerobos perlintasan kereta.


Padahal, kata Danang, kesadaran berkendaraan dengan aman mencerminkan sikap bangsa. Masyarakat tak displin karena meniru perilaku pemimpinnya. “Pelanggaran oleh pemimpin dan pejabat memicu masyarakat untuk meniru. Keacuhan mereka juga menjadikan masyarakat apriori,” ujarnya.


“Palang pintu turun, suara peringatan hingga rambu sudah lengkap, tapi sopir tetap nekat menerobos diikuti mayarakat lain. Saat tabrakan kita lihat banyak motor yang juga hangus. Artinya mereka ikut menerobos perlintasan juga. Semua tidak tertib,” kata Danang.


Buruknya keselamatan transportasi diperparah dengan minimnya sarana pengaman dan pertolongan pertama. “Kami dapat laporan, pada kecelakaan kereta kemarin tidak ada alat pemecah kaca untuk saat darurat. Tidak ada panduan untuk evakuasi bila ada kecelakaan, dan tidak ada alat pemadam. Padahal semua itu standar,” ujar Danang.


Upaya menekan angka kecelakaan akan sia-sia bila tidak dilakukan dari hulu. “Semua hanya bisa dilakukan dengan ketegasan penegakan hukum,” kata Danang.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya