Bos Kernel Oil Klaim Punya Jaringan ke Istana, Ibas dan Dipo Alam

Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Sumber :
  • ANTARA/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Pelatif golf Rudi Rubiandini, Deviardi, mengaku bahwa bos PT Kernel Oil, Widodo Ratanachaitong, pernah bercerita kepadanya bahwa perusahaannya memiliki jaringan ke Istana. Cerita tersebut, menurut Ardi, diutarakan Widodo saat pertemuan di Singapura pada Maret 2013.

5 Fakta Menarik Timnas Indonesia Usai Hancurkan Australia di Piala Asia U-23

Hal itu diungkapkan Deviardi saat bersaksi dalam sidang suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa Simon G Tanjaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 28 November 2013.

"Dari keterangan yang disampaikan Widodo ke saya, dia main di SKK Migas. Ada tujuh perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam," ujar Deviardi di persidangan. 

Kembali Beroperasi, Pabrik Roti di Gaza Diserbu Ratusan Warga Palestina hingga Antre Berjam-jam

Majelis hakim kemudian menanyakan peran Rudi Rubiandini kepada Deviardi.

"Kalau Rudi berhubungan dengan Widodo buat Ibas dan Istana tenang," jawabnya.

Terpopuler: Pelat Nomor TNI Fortuner yang Viral, Skema Kredit Honda Stylo 160

Dalam kesaksiannya, Deviardi juga mengaku pernah diminta Rudi untuk bertemu sejumlah orang termasuk pejabat SKK Migas. Dia pun beberapa kali dititipi uang untuk Rudi Rubiandini.

Ihwal kedekatan Bos Kernel Oil dengan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam terungkap melalui rekaman penyadapan KPK antara Widodo Ratanachaitong dengan Deviardi pada 24 Juni 2013.

Dalam rekaman itu Deviardi menyebutkan, bahwa Widodo adalah lulusan cumlaude dari Australia dan memiliki tujuh perusahaan minyak di luar negeri.

Widodo kata Deviardi, juga memiliki jaringan ke Istana Negara, Edhie Baskoro Yudhoyono, DPR sampai ke Seskab Dipo Alam. Informasi mengenai Widodo itu lah yang kemudian disampaikan Deviardi ke Rudi Rubiandini agar dapat meloloskan perusahaan Widodo dalam lelang terbatas minyak mentah dan kondesat.

Dalam rekaman penyadapan itu juga, Widodo mengaku sudah 'bermain' sejak SKK Migas masih bernama BP Migas yang pernah dipimpin Kardaya Warnika dan Raden Priyono. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya