VIDEO: Divonis Malpraktik, Dokter Ini Diciduk di Medan

Demo tolak kriminalisasi dokter
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Eric Ireng

VIVAnews - Dokter Hendry Simanjuntak menyusul rekannya, Ayu Swasyari Prawani, masuk ke balik bui. Mereka divonis 10 bulan penjara oleh Mahkamah Agung (MA) terkait kasus malpraktik.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

Hendry yang sempat buron selama satu tahun, kemudian diciduk petugas dari Kejaksaan Negeri Manado, Minggu malam 24 November 2013 di kediamannya di Medan, Sumatera Utara. Kemudian, Hendri dijebloskan ke Rutan Malendeng Manado, Sulawesi Utara, Senin kemarin.

Lihat videonya di

Hendry bersama dokter Ayu Swasyari Prawani dan Hendry Siagian divonis bersalah oleh MA pada 18 September 2012 melakukan malpraktik pada pasien bernama Julia Fransiska Makatey. Saat para dokter ini bertugas di RS Kandou Manado, mereka mengoperasi caesar Fransiska, tapi pasien ini kemudian meninggal dunia. MA memvonis mereka 10 bulan penjara. Hingga kini, tinggal Hendry Siagian yang masih buron.

Kasus ini menarik perhatian publik karena protes yang dilancarkan para dokter di berbagai daerah. Putusan MA tersebut dinilai mengkriminalisasi dokter dan dikhawatirkan membuat para dokter ragu saat mengambil keputusan darurat saat menangani pasien.

Merasa dikriminalisasi
Dalam rilis yang diterima VIVAnews, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengecam penangkapan Hendry tersebut karena tidak manusiawi dan profesional. Selama ini menurut POGI, Hendry tidak pernah melarikan diri karena tidak pernah ada surat panggilan dari Kejaksaan.

POGI juga merilis kronologi penangkapan salah satu anggotanya itu. Saat ditangkap, Hendry sedang ada di rumah dengan kakeknya yang berumur 70 tahun di sebuah Desa di Kabupaten Siborong-borong. Jaksa dibantu aparat kepolisian datang membawa senjata laras panjang berpakaian biasa.

Saat Hendry diciduk, bajunya ditarik dan aparat kepolisian berteriak marah mengatakan bahwa Hendry melarikan diri. "Padahal dia di dapur di dalam rumah,  tidak ada niat melarikan diri," demikian tulis POGI.

Kakek Hendry sempat meminta agar aparat berbicara baik-baik dan tidak menggunakan kekerasan. "Namun dokter Hendry tetap ditarik dan diseret bajunya. Kemudian orang kejaksaan membacakan surat eksekusi di depan Hendry."

Hendry juga sempat ingin menelepon pengacara dan keluarganya, namun telepon genggam yang bersangkutan dirampas jaksa. Hendry menanyakan mengapa tidak boleh menelepon pengacara dan istri? Menjawab ini, salah satu petugas mengatakan, hal itu bagian dari prosedur. "Dokter Hendry ditarik, dipasang borgol di tangan dan dimasukkan ke mobil.

Sesampai di Siborong-borong, Hendry kembali meminta izin untuk menelepon keluarga dan pengacara, tetap tidak dikabulkan petugas. Jaksa dan polisi kemudian membawa Hendry ke Kejari Medan dengan kedua tangan tetap diborgol.

"Mobil yang membawa Hendry sampai di Kejari Medan melaju dengan sangat kencang hingga beberapa kali hampir kecelakaan."

Sesampai di Kejari Medan, Hendry dijebloskan ke dalam ruang tahanan dalam keadaan tangan diborgol. Hendry kembali meminta izin menelepon istri dan pengacara. Permintaan ini kembali tidak dikabulkan.

Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Hendry kemudian diizinkan untuk menelepon istri. Melalui sambungan telepon itu, Hendry memberitahu istri mengenai kondisinya dan meminta sejumlah hal, termasuk pakaian. Setelah itu, Hendry dibawa ke ke Menado dengan tangan tetap diborgol. "Pada akhir perjalanan ke Manado borgol dilepas sesaat."

Sesampainya di Manado, Kajari Manado bertanya kenapa Hendry melarikan diri. Hendry menjawab bahwa ia tidak pernah mendapat pemanggilan langsung dari kejaksaan. Dia berada di Medan karena sedang ziarah ke makam neneknya.

"Hendry merasa menjadi korban kriminalisasi, dianiaya, diperlakukan sangat tidak manusiawi dengan menyeret dan memborgol tangannya di depan keluarga. Padahal Hendry sangat kooperatif dan tidak melawan," demikian ditulis POGI. (eh)

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO
Aksi panggung Reza Artamevia dalam Soul Intimate Concert 2.0

Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0

Dewa 19, Reza Artamevia dan Maliq & D'Essentials hibur penonton dengan deretan hits ngetop di panggung Soul Intimate Concert 2.0.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024