Menlu Marty Natalegawa, Dihina Tapi Disegani Australia

Kunjungan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews – Marty Natalegawa. Nama ini tak asing di kancah diplomasi internasional. Sebelum ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Luar Negeri RI tahun 2009, Marty adalah Duta Besar RI untuk PBB.

5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran

Pria berkacamata yang juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Inggris itu punya karir diplomatik yang terentang panjang sejak 1986 – ketika ia masih menjadi staf Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri.

Kiprah dan keahlian Marty di dunia internasional tak perlu diragukan lagi. Namun di tengah ketegangan diplomatik antara Jakarta dan Canberra, ia tiba-tiba dihina oleh salah satu politisi Australia.

“Permintaan maaf yang dituntut dari Australia oleh seorang pria yang mirip dengan bintang porno Filipina tahun 1970-an, secara etis memang sesuai,” tulis Penasihat Senior Partai Liberal, Mark Textor, di akun Twitter-nya, Kamis 21 November 2013.

Pernyataan itu bagai bumerang pagi penulisnya. Terlebih, Textor berasal dari partai pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott yang kini tengah menghadapi tekanan luas dari publik Australia untuk segera menyelesaikan perselisihan dengan Indonesia. Sydney Morning Herald melansir, petinggi Partai Liberal langsung memerintahkan Textor untuk tutup mulut dan tak banyak berulah. Mayoritas publik Australia bahkan ingin dia .

Textor pun meminta maaf kepada Indonesia atas twitnya yang bernada melecehkan. “Kicauan saya tidak ditujukan kepada individu tertentu. Maaf dari saya kepada Indonesia. Twitter memang bukan tempat untuk berdiplomasi,” tulis dia, juga lewat Twitter. Sementara twit kontroversialnya yang menyindir Marty telah ia hapus pada hari yang sama ketika ia menulisnya.

Marty sendiri tak peduli dengan hinaan Textor. Menurut Marty, komentar Textor tidak berbobot sehingga tidak perlu ditanggapi. “Itu sudah mencerminkan betapa dia putus asa,” kata Marty di Jakarta.

Disegani

Marty sesungguhnya tak asing dengan Australia, bahkan amat mengenal negeri itu. Ia mengambil studi doktoralnya di Australian National University (ANU), Canberra. Tahun 1993, ia meraih Doctor on Philosophy in International Relations dari ANU.

Ini Pemain Korea Selatan yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Belum lama ini, Juli 2013, Marty dan mantan Menlu Australia Bob Carr bahkan dianugerahi Doktor Honoris Causa dalam bidang Hubungan Internasional oleh Macquarie University di New South Wales, Sydney.

Pakar keamanan Australia dari ANU, Profesor Michael Wesley, mengatakan Marty amat paham dengan psikologi politik Australia. Wesley berpendapat Marty sengaja menggertak pemerintahan baru Australia dengan pernyataan-pernyataan kerasnya – bahkan sebelum Presiden SBY menghentikan kerjasama militer dan intelijen dengan Canberra Rabu kemarin.

“Marty Natalegawa adalah diplomat yang amat berpengalaman. Dia tahu pemerintahan di Canberra masih baru berjalan dua bulan. Di sana ada perdana menteri dan menteri luar negeri yang tidak berpengalaman,” kata Wesley.

Wesley mengatakan, diplomasi tak selalu soal negosiasi yang mulus dan pesta koktail. “Diplomasi kerap merupakan persaingan yang brutal, bahkan di antara kawan dan sekutu. Kemampuan untuk mengeksploitasi sedikit saja kelemahan lawan, sama berharganya dengan emas, sebab kelemahan itu dapat dijadikan senjata bagi pemerintah yang sedang saling bermanuver,” kata Wesley dalam analisisnya di The Guardian.

Namun di balik semua itu, Wesley yakin Indonesia amat paham betapa berharganya membangun suatu hubungan yang kuat dan pragmatis dengan Australia.

Baca juga:

ilustrasi hubungan seks

Kalau Istri Hyperseks apa yang Perlu Dilakukan Suami? Begini Nasehat Dokter Boyke

Lantas apa yang perlu dilakukan ketika pasangan yang hyperseks? Seksolog kenamaan dokter Boyke angket bicara.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024