Ulasan

Tiga Motif Teror

Terkaitkah eksekusi mati tiga terpidana Bom Bali I –Imam Samudra, Muklas, Amrozi – dengan temuan bahan peledak di Kepala Gading, Jakarta Utara, 21 Oktober 2008? Hanya ada satu kata yang menautkannya; terorisme.

Yusril Sebut Gugatan 03 Buat Adegium 'Vox Populi Vox Dei' Kehilangan Makna

Kepala Polisi Jenderal Bambang Hendarso Danuri sudah mengklaim bahwa temuan bahan peledak di Kelapa Gading tekait terorisme.

Namun, hubungan langsung belum tersingkap. Barangkali tersangka belum bicara banyak pada polisi, atau polisi memang belum mau menyingkap ke publik untuk proses penyidikan.

Safari Ramadan di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah 2.000 Paket Sembako

Bisa saja kasus ini berdiri sendiri Tak pula menutup kemungkinan berhubungan langsung dengan aksi terorisme yang melibatkan tiga terpidana mati itu.

Dari serangkaian aksi peledakan yang berlangsung sejak 2000-2008, bisa dilihat tiga karakter berbeda dalam kasus ini. Di antaranya memang ada yang berhubungan langsung dengan aksi terencana.

Russia Delivers Over 29 Tons of Humanitarian Aid for Gaza

Misalnya, aksi terorisme yang dimotori Noordin M Top cs, ini satu kelompok dengan Imam Samudra, Ali Gufron dan Mukhlas. Dari data yang diungkap kepolisian menunjukkan kelompok inilah yang paling besar perannya dalam aksi terorisme di Indonesia.

Mereka memiliki jaringan dengan internasional dengan organisasi tertata rapi. Bom Bali I dan Bom Bali II adalah ikon aksi mereka. Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 menewaskan 202 orang. Bom Bali II 1 Oktober 2005, merenggut 22 orang.

Polisi menemukan kaitan aksi ini dengan Bom JW Marriott 5 Agustus 2003 (11 tewas), dan peledakan di Kedubes Australis, Kuningan, 9 September 2004 (5 tewas). Selain itu sejumlah aksi di Poso juga melibatkan kelompok ini.

Namun aksi mereka tak berhubungan dengan pengeboman gedung Bursa Efek Jakarta (sekarang namanya Bursa Efek Indonesia), pada 13 September 2000, (10 tewas).

Kasus BEJ dimotori tokoh Aceh Merdeka yang bermarkas di Jakarta. Mereka sedang beraksi untuk memisahkan diri dengan Indonesia. Adapun Noordin M Top cs aksi terornya bersemangat jihad.

Lalu peledakan di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003. Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, diduga tak berkaitan dengan aksi Noordin cs dan aksi GAM.

Begitu juga ancaman yang terjadi di Mabes Polri pada April 2007. Teror ini ternyata berasal dari seorang wanita yang motifnya hanya kecewa dan cari perhatian. Boleh jadi dia hanya meniru saja, agar terlihat seram dan mendapat perhatian.

Nah, bagaimana dengan temuan polisi kali ini. Mudah-mudahan polisi tak terlalu lama mengungkap motif mereka, agar masyarakat tak gelisah menunggu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya