- istockphoto
VIVAlife - Masalah kompleks terjadi ketika kekerasan pasangan mewarnai hidup sehari-hari. Pukulan, tamparan, bahkan sundutan rokok adalah makanan yang tak nikmat. Tapi mirisnya, wanita kerap tak mampu keluar dari penderitaan itu. Mereka memilih tetap bertahan walaupun penuh ancaman.
Bertahan tak semata-mata karena cinta, wanita rela melakukan ini di luar isi hati. Faktor-faktor lain mengurung mereka hingga tak bisa lari kemana-kemana.
Apa sajakah yang membuat wanita tetap bertahan dalam hubungan penuh kekerasan? Seperti yang dikatakan psikolog Roslina Verauli, berikut ini 5 alasan mengapa wanita bersikap demikian.
Kepribadian bermasalah
Seharusnya sebelum melanjutkan hubungan, wanita harus bisa membaca sinyal-sinyal bahaya yang diberikan pria. Ada lima faktor mengapa pria melakukan kekerasan; alkohol dan obat-obatan terlarang, gangguan emosional, karakter yang bermasalah, jauh dari teman dan keluarga, dan tak bisa melakukan pekerjaan dengan baik.
Ketika wanita telah mengetahui faktor di atas namun tetap diabaikan. Bisa jadi wanita juga mengidap masalah kepribadian. Kelainan ini disebut Masokis, keadaan dimana kekerasan justru dijadikan kenikmatan.
Ketergantungan secara finansial
Umumnya, pria memegang kendali keuangan dalam sebuah hubungan, terlebih rumah tangga. Terlalu sering disuguhi harta membuat wanita kehilangan kemandirian. Merasa tak mampu hidup tanpa uang pasangan, hingga terpaksa bertahan walau terus menerima kekerasan.
Menghindari sanksi sosial
Bagaimana pun juga, menjalin hubungan atau menikah didasari restu keluarga. Wanita bertahan pada pasangan yang keras bukan karena rasa sayang, namun keharusan menjaga perasaan orangtua. Jika berpisah, wanita tak siap menanggung rasa malu pada keluarga besar.
Haram bagi agama
Tak ada perpisahan yang indah, apalagi perceraian yang tak disukai oleh Tuhan. Kepatuhan kepada agama membuat wanita tetap kuat mempertahankan pernikahan.
Anak yang harus dijaga
Anak merupakan prioritas utama yang tak mungkin diabaikan. Di benak seorang ibu, apapun rela dikorbankan termasuk tetap bertahan pada pernikahan. Karena perceraian dapat memberikan dampak emosional yang buruk bagi anak.
Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik
Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.
