Sederet Aksi Umbar Peluru di Jalan

Ilustrasi/Pemeriksaan senjata api
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVAnews - Aksi penembakan, baik yang dilakukan anggota polisi, TNI dan penembak misterius atau orang tak dikenal (OTK), terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Dari data Indonesia Police Watch (IPW), sepanjang 2013 atau dari Juli hingga awal Nopember, sudah terjadi 52 kasus penembakan di Indonesia, terdiri dari 35 kasus penembakan misterius yang dilakukan orang tak dikenal dan 17 aksi yang diduga dilakukan polisi.

Ada enam polisi dan 29 warga sipil ditembak orang tak dikenal. Sedangkan korban dari penembakan oknum polisi sebanyak delapan warga meninggal, satu anggota TNI meninggal tewas, satu satpam meninggal dan 6 lainnya luka-luka.

Kapolri baru, Komjen Sutarman dituntut untuk mengungkap aksi penembakan yang membuat masyarakat resah dan menyudahi aksi-aksi penembakan tersebut. Sejauh ini hanya 6 orang yang telah ditangkap. Terdiri dari lima anggota polisi dan satu warga sipil.

Sementar jika ditotal korban penembakan orang tak dikenal dan yang dilakukan anggota polisi mencapai 28 orang luka, 16 tewas, 11 mobil rusak, tiga halte rusak, dan satu rumah ditembaki.

Korbannya bukan hanya warga sipil, tapi juga polisi. Sebanyak delapan polisi luka-luka akibat ditembak, empat polisi tewas, dua anggota TNI tewas, dua satpam luka-luka dan satu tewas. Sementara warga sipil yang tewas 12 orang dan 20 orang mengalami luka-luka.

Aksi penembakan terakhir dilakukan "polisi koboi" anggota Brimob terhadap anggota satpam di Jakarta Barat pada 5 November 2013. Akibat dianggap tidak hormat, satpam tersebut ditembak mati.

Pada 21 September 2013, seorang anggota polisi berpangkat Ajun Komisaris berinisial TKW dituduh melakukan penembakan dan menyiksa teman anaknya sendiri yang bernama Teuku Rian Ramadhan (20).

Korban dipukuli dan ditembak setelah kedapatan membawa sabu-sabu yang diakuinya adalah pesanan anak anggota polisi tersebut. Sikap arogan perwira polisi itu juga telah dilaporkan ke Propam Polda Aceh.

Aksi koboi juga dilakukan petugas Dinas Perhubungan Jakarta Timur, bernama Warih Kencono di SD Sukamaju Baru 1 Depok, Jawa Barat pada Jumat 1 November 2013. Aksi ini dilakukan karena masalah sepele, anak pelaku bertengkar dengan temannya.

Seakan tak kenal kompromi, Warih pun langsung mengacungkan pistol di tengah kerumunan siswa dan guru. Emosi Warih semakin tak terkendali ketika sejumlah guru berusaha menenangkannya.

Di Bandung, merasa kesal karena rak sepatu di depan kamar kosnya berantakan, Koptu Rio Budi Wijaya, Provost Detasemen Markas (Denma) Mako Korp Paskhas TNI AU Lanud Sulaeman, menembak tiga tetangga kosnya, Minggu, 6 Oktober 2013. Dua orang meninggal akibat kejadian ini.

Tas Istri Dicuri Hingga Barang Berharga Raib, Pasha Ungu Beberkan Hal Ini

Minggu, 3 November 2013, aksi penembakan terjadi di rumah dosen UPN Veteran Yogyakarta yang juga caleg PDIP, Budiman. Pelaku penembakan adalah dua orang yang menggunakan sepeda motor. Pelaku kemudian menodongkan senjata ke arah Budiman. Saat senjata meletus, pelurunya justru mengenai salah satu teman Budiman.

Jumat, 13 September 2013, Briptu Ruslan Kusuma, ditembak orang tak dikenal saat sedang duduk di tempat pencucian motor. Setelah menembak korban, pelaku membawa kabur motor Kawasaki Ninja 250 cc milik polisi itu.

Saat ini Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan terhadap tujuh terduga teroris yang mengetahui aksi penembakan anggota polisi di Pondok Aren, Cireundeu dan Pamulang, Tangerang Selatan. Satu terduga yang ditangkap di Jakarta dilepas karena tidak memiliki keterkaitan.

"Ada satu yang tidak ada kaitannya dan dikembalikan, sehingga tujuh sekarang sedang dalam proses. Satu belum ditahan, yang enam sudah ditahan," kata Kapolri, Komisaris Jenderal Sutarman.

Tujuh tersangka memiliki keterkaitan sebagai perakit senjata yang kemudian dikirimkan kepada seseorang, dan dikirim lagi untuk eksekutor atau pelaku penembakan terhadap polisi. Dari hasil penangkapan ini, dapat dipastikan polisi telah menemukan titik terang siapa eksekutor penembak polisi.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, maraknya aksi penembakan misterius dan aksi "polisi koboi" ini tentu sangat memprihatinkan. Eksistensi dan kinerja aparat kepolisian patut dipertanyakan. Aksi main tembak ini terjadi akibat pemerintah terlalu permisif terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak pernah ada kebijakan untuk memberantasnya secara total.

Di sisi lain Polri sangat tidak serius dlm mengatasi aksi-aksi penembakan ini. Terbukti hingga kini belum satu pun pelaku penembak polisi ditangkap. Selain itu hukuman bagi polisi-polisi "koboi" sangat rendah.

"Seharusnya polisi-polisi nakal ini, seperti yang menembak satpam di Jakarta Barat segera ditahan dan dipecat," kata Neta S Pane. (umi)

Jangan Kaget dengan Spesifikasi Mobil Gagah AHY Seharga Rp1,1 Miliar
Presiden Joko Widodo saat menjamu para Calon Presiden Pemilu 2024, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Istana Negara, Jakarta Senin 30 Oktober 2023.

KPU Undang Anies dan Ganjar Hadiri Penetapan Pemenang Pilpres 2024

KPU RI memastikan juga mengundang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk menghadiri penetapan pemenang Pilpres 2024 pada Rabu, 24 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024