Jelang Deportasi, TKI Meninggal di Penahanan Imigrasi Saudi

Direktur Perlindungan WNI mengurus kepulangan TKI.
Sumber :
  • KJRI Jeddah
VIVAnews
Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas
– Satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal meninggal saat berada di rumah detensi imigrasi (Tarhil) di Distrik Sumayishi, Arab Saudi, Rabu 6 November 2013. TKI itu bernama Didin Jaenudin Sahroji. Almarhum berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Informasi wafatnya Didin disampaikan oleh perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah melalui lembar informasi yang diterima
Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
VIVAnews , Kamis 7 November 2013. Menurut KJRI Jeddah, Didin meninggal karena sakit.


Jasad Didin kini sedang diperiksa di RS Jeddah. Sementara staf Kementerian Luar Negeri RI akan menemui keluarga Didin di Sukabumi dan mengurus kepulangan jenazahnya ke tanah air.


Hingga hari ketiga masa amnesti berakhir, Tarhil Sumayishi mendapat tambahan kiriman 1.283 TKI ilegal yang diantar dari area Matar Qadim, Jeddah. Total TKI yang berada di Tarhil dalam tiga hari terakhir ini menjadi 7.885 orang.


Sayang hingga saat ini belum ada satupun TKI itu yang dipulangkan ke tanah air. Perwakilan KJRI Jeddah kesulitan untuk mendapatkan kursi penumpang dalam penerbangan dari Saudi. Ini karena proses kepulangan jamaah haji saat ini masih berlangsung hingga akhir November 2013.


Namun pemerintah Indonesia dan otoritas Saudi sedang mengupayakan agar dapat mendahulukan pemulangan WNI yang masuk dalam kelompok rentan, yaitu mereka yang sakit, lansia, ibu hamil, dan balita. Hal itu disepakati dalam pertemuan antara pemerintah Indonesia dan Saudi pada 5 November 2013 pukul 22.30 waktu  setempat.


Sementara perwakilan KJRI dan tim perbantuan teknis dari Jakarta terus menangani berbagai kendala di lapangan, termasuk memberikan bantuan logistik bagi para TKI ilegal yang menunggu dideportasi itu. Bantuan logistik terdiri 3.000 nasi kotak, 1.000 roti, 6.000 botol air minum, serta keperluan balita seperti susu, makanan bayi, dan pampers, didistribusikan Rabu kemarin.


Logistik ini diberikan karena proses pendataan otoritas Saudi di Tarhil cukup memakan waktu. Imigrasi Sumayishi terlihat kewalahan dalam menangani para tenaga kerja asing ilegal yang jumlahnya kian membludak. Mereka akhirnya meminta TKI ilegal sementara waktu ini tidak terus mendatangi Tarhil.


Oleh sebab itu pemerintah Indonesia meminta pengertian dan kerjasama dari para TKI ilegal agar tetap dapat menjaga ketertiban, mematuhi hukum setempat, dan mengikuti imbauan dari perwakilan RI di Arab Saudi. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya