- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Agum Gumelar mengakui Indonesia pada 2014 mendatang membutuhkan presiden yang tegas. Menurutnya, karakter itu sebagai antitesa dari kepemimpinan sekarang yang kurang tegas.
"Rakyat jangan salah menilai. Tegas bukan berarti lempar asbak, keluar kata-kata kebun binatang," kata Agum saat ditemui usai seminar 'Role Model Pemimpin dan Bapak Bangsa', di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah 17, Jakarta Selatan, Sabtu 2 November 2013.
Agum mengatakan, tegas yang dia maksud lebih pada koridor hukum. Ia mencontohkan, seandainya si A menjadi presiden, kemudian ada anggota keluarga A tersangkut kasus hukum, maka dia tidak boleh ragu atau melindunginya. "Presiden A ini harus tegas mengatakan, proses dia," ujarnya.
Selain itu, Agum menilai presiden Indonesia 2014 juga harus mempunyai tekad kuat dan kebijaksanaan melanjutkan apa-apa yang baik dari pendahulunya, dan meninggalkan apa-apa yang buruk dari pendahulunya tanpa gembar gembor, atau menghujat. "Pembangunan perlu kesinambungan," jelasnya.
Saat ditanya, apakah kriteria presiden yang ia kemukakan di atas merujuk sosokĀ militer, Agum membantahnya. Ia menegaskan kalangan sipil pun bisa menerapkan model kepemimpinan tersebut.
"Jangan menganggap tegas itu monopoli militer. Lihat Lee Kuan Yew, Mahathir Mohammad, atau Deng Xiaoping. Mereka para sipil yang tegas," tuturnya. (umi)