15 Persen Amplop untuk Putri Sultan Kosong

Akad Nikah Pernikahan Keraton
Sumber :
  • ANTARA/Noveradika
VIVAnews
Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Kos Digerebek Polisi, Modusnya Pelaku Berindah-pindah
- Pernikahan putri ke-4 Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Harya Notonegoro telah selesai. Kini kedua pasangan meresa lega dan bahagia setelah prosesi pernikahan yang cukup panjang dan menyita tenaga dilalui dengan lancar.

BKN Ingatkan ASN Tak Boleh Menolak Dipindahkan ke IKN

Seperti dalam acara pernikahan pada umumnya para tamu VVIP hingga tamu biasa ketika diundang tentunya sudah menyiapkan kado maupun amplop yang pada umumnya berisi uang. Masyarakat tentu bertanya-tanya apa saja isi dari kado maupun amplop sumbangan yang diberikan oleh tamu yang diundang seperti dari Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono.
Memahami Dua Jenis Asuransi Kesehatan, Hospital Benefit dan HCP


Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono, kakak GKR Hayu, menjelaskan sekitar 15 hingga 20 persen amplop sumbangan yang diberikan untuk kedua mempelai kosong atau tanpa isi. Jeng Ita, panggilan akrab dari GKR Condrokirono, hanya tersenyum melihatnya.


“Banyak amplop yang tidak ada isinya alias kosong,” kata Jeng Ita, Jumat 25 Oktober 2013.


Ita pun mengatakan di dalam amplop sumbangan tidak saja diisi dengan uang namun juga diisi dengan kartu nama, kunci kamar hotel, ucapan selamat dan masih banyak lagi lainnya. “Isi amplop ada yang lucu-lucu namun itu kami terima dengan senang hati,” katanya.


Menurut GKR Condrokirono, amplop yang berisi uang sejauh ini tidak ada yang melebihi Rp1 juta. Bila ditemukan lebih, tentu pihak keluarga akan mengembalikan. Para tamu juga sudah mengetahui batasan pemberian uang untuk resepsi sesuai yang ditetapkan, sehingga mereka juga menyesuaikan jumlahnya.


“Rata-rata menyumbang di bawah Rp500 ribu atau Rp350 ribu, sehingga masih dalam batas kewajaran,” katanya.


Bahkan ada yang mengisi amplopnya dengan uang senilai Rp1.988 karena mungkin itu tahun kelahiran Abra (nama kecil GKR Hayu) meskipun dia lahir tahun 1983. “Ini kan mencari uangnya tidak mudah. Harus berburu ke tempat penjualan uang lama sebagian yang tak laku lagi,” katanya.


Condrokirono yang bernama kecil Nurmagupita itu bercerita KPK sudah datang untuk memeriksa uang sumbangan para tamu untuk adiknya. “Namun hasil atau jumlahnya, belum bisa dipublikasikasikan saat ini. Sebab semua itu menjadi tugas KPK untuk mengumumkannya."


Sementara untuk kado yang berupa barang, dibuka sendiri oleh GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Usai membuka memang ada rasa bahagia, tapi ada rasa kecut meski kemudian keduanya hanya bisa tersenyum. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya