Masuk Perkampungan, Orangutan Mati Setelah Ditangkap

Orangutan yang ditangkap warga mati karena depresi dan stres.
Sumber :
  • Aceng Mukaram/ Kalbar
VIVAnews
Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!
- Seekor Orangutan yang ditangkap warga Dusun Danau, Desa Peniraman Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, mati akibat depresi dan stres karena tidak mau makan.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

Tak hanya itu, akibat penangkapan, kepala orangutan berjenis jantan ini juga mengalami luka-luka. Pergelangan tangan dan wajahnya mengeluarkan darah. Kondisinya sungguh memprihatinkan.
Prediksi Premier League: Fulham vs Liverpool


Menurut Punimah (45) warga RT 20 RW 10, orangutan ini sempat diberi buah-buahan dan diberi minuman, tapi tidak merespon karena kondisinya tidak sehat. Saat ditangkap, hewan langka ini terus berontak. Warga berhasil melumpuhkannya dan mengikat dengan tali.


"Saya tadi sempat kasih buah-buahan. Tadi matinya jam 4 sore. Tadi malam nangkap di hutan sekitar sini. Ditangkap dekat perkebunan kelapa sawit, hutannya sudah tidak ada. Makanya dia masuk ke permukiman warga," kata Punimah saat ditemui
VIVAnews,
Selasa, 22 Oktober 2013.


Warga lainnya, Paul (40), ia sempat dikejar oleh Orangutan ini saat berada di kebun miliknya. "Saya  lagi bersih-bersih kebun. Lalu lihat Orangutan ini.  Sore kemarin saya liatnya. Dia lagi nongkrong. Orangutan ini meloncat, lalu saya lari karena saya dikejar," kata Paul.


Menurut Paul, dulu kampungnya memang banyak Orangutan, tapi setelah hutan dibabat untuk perkebunan kelapa sawit, banyak Orangutan ini masuk kampung dan pergi. Menurut Paul, Lebih dari 20 orang menangkap Orangutan yang bobotnya mencapai 70 kilo gram.  "Intinya kami di sini takut. Lalu warga inisiatif menangkapnya," katanya.


Sementara menurut Suryadi ketua RT 20 RW 10 Dusun Danau, penangkapan Orangutan ini baru diketahuinya pada pagi hari. Menurut keterangan warga, Orangutan itu ditangkap sekitar pukul 23.00 malam.


"Kalau hari ini tidak ada yang mengurus dan terpaksa besok baru dikuburkan. Kami juga di sini takut penyakitnya menular," katanya.


Hingga saat ini, Orangutan yang mati ini masih berada di depan rumah warga setempat. Warga terkadang bingung apa yang harus dilakukan saat ada orangutan masuk kampung mereka.


Manager Program WWF Indonesia Program Kalbar Hermayani Putera mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. "Kita terus kooordniasi dengan BKSDA. Sudah mengirimkan polhut dari BKSDA ke TKP. Kami masih siap-siap. Tetap koordinasi terkait nantinya terkait auotopsinya," katanya.  (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya