Mengaku Disuap, Komisioner KY Akan Dipanggil DPR

Komisi III DPR
Sumber :
  • ANTARA/Puspa Perwitasari
VIVAnews -
Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients
Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat akan memanggil komisioner Komisi Yudisial, Imam Ansyori karena telah mengungkap adanya praktik lobi-lobi uang terkait pemilihan calon hakim.

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Pemanggilan itu akan dilakukan sebelum melakukan voting pemilihan hakim agung, Senin 23 September 2013 di DPR.
Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban


"Sekitar pukul 15.00 WIB akan kami undang. Tadi saya minta lewat pimpinan (Komisi III), dan staf sudah menyusun suratnya (pemanggilan)," kata anggota Komisi III, Syarifudin Suding di Gedung DPR, Jumat 20 September 2013.


Selain Imam Ansyori, Komisi III juga akan memanggil semua anggotanya dan calon hakim agung untuk duduk bersama membahas soal lobi-lobi duit itu.


Suding berharap, Imam Ansyori membongkar semua dan menyebut siapa saja nama-nama anggota di komisinya yang berusaha menyogok KY untuk meloloskan calon hakim agung tertentu.


"Saya minta Pak Imam tunjuk, siapa saja anggota Komisi III yang menawari uang Rp1,4 miliar itu, dan siapa calon hakim agung yang diminta diloloskan, supaya kami coret langsung," kata Suding.


Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Yudisial Imam Anshori Saleh membongkar soal lobi-lobi anggota dewan terkait pemilihan calon hakim agung. Anggota dewan ini meminta Komisi Yudisial meloloskan sejumlah nama dengan imbalan uang. Namun Imam dan Komisioner KY lain menolak.


Praktik lobi-lobi di DPR juga diakui sendiri oleh anggota Komisi III, Eva Sundari. Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini mengatakan, praktik lobi-lobi dengan uang untuk meloloskan calon hakim atau calon pejabat negara saat melakukan uji kepatutan di DPR seringkali terjadi.


Biasanya, menurut Eva, ada anggota komisi dari fraksi tertentu yang sangat getol memperjuangkan seorang calon pejabat negara dengan alasan yang tidak jelas.


"Ada orang yang aktif mengadvokasi tanpa argumen yang jelas. Itu calonnya siapa, fraksi mana, sepanjang pengalamanku itu sangat sering terjadi," kata Eva di Gedung DPR, Jumat 20 September 2013.


Eva yakin, ada juga orang per orang anggota komisi yang getol memperjuangkan calon tertentu, tapi tidak diketahui oleh fraksi, dan calon itu di luar dari calon resmi fraksi.


"Kalau orang per orang biasanya pakai duit, ada yang aktif sekali tapi tidak lewat fraksi. Itu sudah praktik lama. Kalau perorangan mendekati kita tanpa sepengetahuan fraksinya, itu tanda-tanda," kata politisi PDIP ini.


Eva pun mengaku pernah ditawari uang oleh seorang calon, namun dia menolak. Apalagi, si calon tidak melalui fraksi.


"Kalau aku tidak didorong uang, kalau yang lain mungkin iya. Saya biasa mengadvokasi seseorang, kayak saya sekarang (seleksi calon hakim agung) mengadvokasi calon perempuan. Karena aku konsen pada perempuan dan dia calon satu-satunya," ujar dia. (sj)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya