Tak Cukup Hanya CCTV untuk Amankan Artefak di Museum

Museum Nasional Sepi Pengunjung
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping
Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Jhohannes Marbun menegaskan, pencurian yang kembali terjadi di Museum Nasional di Jakarta, 11 September lalu, merupakan kecerobohan pengelola. Madya pun menuntut perbaikan sistem keamanan di museum.

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

"Tidak sekadar CCTV dan satpam. Pengelola museum harus membangun sistem keamanan yang canggih dan merombak sumber daya internal di museum tersebut menjadi hal yang lebih kongkrit," tegas Jhohannes dalam keterangan pers, Jumat 13 September 2013.
Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan


Seharusnya, kata dia, semua pihak belajar dari kasus pencurian yang juga menimpa museum-museum lain. Misalnya, Museum Sonobudoyo – Yogyakarta (2010), Museum Radya Pustaka – Solo (2007 dan 2011), Museum Keraton Kasepuhan Cirebon (2011), dan lainnya. "Apakah kita harus diam dan menunggu hingga terulang kembali kejadian pencurian serupa?" kata dia lagi.


Untuk itu, dia berharap kasus pencurian yang terakhir menjadi tamparan bagi pemerintah pusat agar memperhatikan kondisi dan sistem keamanan museum terbesar di Indonesia itu.


Lebih jauh lembaga swadaya masyarakat ini meminta kasus pencurian 4 koleksi emas berupa Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi, Lempeng Bulan Sabit Beraksara, Wadah Bertutup (Cepuk), dan Lempeng Harihara. "Selain itu, redesain tata kelola terhadap Museum Nasional," tukas Jhohannes.


Diberitakan sebelumnya, museum yang kerap disebut museum gajah itu sudah lima kali kecurian. Catatan Madya, pencurian di museum ini mulai sejak 1960-an. Baca selengkapnya di
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya