Wamen Pariwisata: Sisi Positif Miss World, Indonesia Dikenal Dunia

Sapta Nirwandar
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Ajang Miss World ke-63 akhirnya diputuskan tetap diadakan di Bali kendati mendapatkan penentangan dari beberapa ormas. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, mengatakan bahwa acara ini memiliki sisi positif bagi promosi Indonesia pada masyarakat internasional.

Ditemui usai menghadiri rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono dan Kapolri, Jenderal Timur Pradopo di kediaman Wapres Boediono, Menteng, Sabtu 7 September 2013, Sapta mengatakan, sisi positifnya adalah Indonesia akan jadi perbincangan dunia.

"Selama para kontestan berada di sini, mereka pasti akan bercerita mengenai Indonesia. Betapa kita memiliki budaya adi luhung serta dikaruniai pemandangan alam yang indah. Selain itu, pasti acara ini akan diberitakan secara luas oleh media internasional," papar Sapta.

Selain itu, para kontestan akan dikenalkan dengan budaya tradisional Indonesia selama penyelenggaraan Miss World. Budaya yang dirujuk Sapta antara lain tata cara menggunakan pakaian tradisional dan makanan khas Indonesia.

"Mereka nanti juga akan diajak berkunjung ke beberapa objek wisata di Indonesia, salah satunya Candi Borobudur," ujar dia.

Miss World 2013 yang diikuti oleh peserta dari 132 negara ini secara resmi akan dibuka di Pulau Bali pada Minggu, 8 September 2013. Sejak awal penyelenggaraan acara tersebut, perhelatan akbar itu sudah menuai kontroversi karena terancam akan diblokir oleh FPI.

Awalnya, acara juga akan digelar di Sentul International Convention Centre, Sentul, Jawa Barat, namun akhirnya dibatalkan. Sapta mengatakan, pembatalan bukan karena adanya ancaman.

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, Perindo Sampaikan 4 Sikap

"Tidak ada ancaman sama sekali dari pihak mana pun. Yang ada adalah pendapat masyarakat yang keberatan dengan penyelenggaraan Miss World. Tapi, pendapat masyarakat kan beda-beda," kata Sapta.

Menurut dia, keberatan dari masyarakat itu sudah coba diakomodasi oleh pemerintah dengan meminta panitia meniadakan berbagai acara yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Acara yang ditiadakan antara lain penggunaan baju renang atau bikini. "Para kontestan menyanggupi hal itu kok," ujar Sapta.

Alasan lain dipilihnya Bali, menurut Sapta, karena di daerah itu banyak tempat yang dapat digunakan dan perizinan juga sudah jelas serta diurus. (art)

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024
Ilustrasi sosial media

Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Fenomena FOMO, yang ditandai oleh perasaan tidak nyaman karena merasa tertinggal dalam hal-hal tertentu, menjadi perhatian dalam diskusi.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024