Awasi Pilgub Jatim, Khofifah Undang Pemantau Independen

Khofifah Indar Parawansa
Sumber :
  • ANTARAFOTO/Fanny Octavianus
VIVAnews
Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB
- Mengantisipasi kecurangan dan pelanggaran selama tahapan pemungutan suara di Pemilihan Gubernur Jawa Timur, calon gubernur nomor urut 4, Khofifah Indar Parawansa, mengajak masyarakat dan organisasi pemantau Pemilu independen untuk mengawal proses demokrasi ini.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

"Kami ajak seluruh elemen pemantau untuk hadir di Jawa Timur, guna mengawasi proses pilgub agar berjalan seadil-adilnya dan tidak ada lagi kecurangan," ujar Khofifah di saat kampanye di Kabupaten Ngawi, Kamis 15 Agustus 2013.
Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?


Menurut Khofifah, kehadiran Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP)  sangat dibutuhkan di Jawa Timur, karena di Pilgub Jatim sudah pernah diwarnai pelanggaran.


Ketua Umum PP Muslimat NU itu mencontohkan kisruh lampiran formulir model C1 yang hanya diisi tiga pasangan calon, tanpa menyertakan nama Khofifah-Herman yang seharusnya tertulis di nomor urut 4. "Kami harap ini bisa diawasi seluruh lembaga pemantau Pemilu," katanya.


Sementara, terkait Pilgub Jatim, baru ada lima lembaga yang mendaftar, yakni KIPP Surabaya, Lembaga Ujung Aspal Surabaya, Peduli Anak Bangsa, Yayasan FBBI Nganjuk, dan Kompertep Nganjuk.


Jumlah ini lebih sedikit ketimbang Pilgub 2008 yang saat itu terdapat 10 lembaga pemantau.


Bagi Khofifah, iklim demokrasi yang baik di setiap Pilkada akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan dekat dengan masyarakat. Karena itu, dia mengajak pasangan calon lainnya untuk bersama-sama menciptakan iklim demokrasi yang jujur dan adil sesuai cita-cita bersama.


"Kita tidak bicara calon tapi bagaimana seluruh elemen terlibat menciptakan proses Pilgub yang bersih," tambahnya.


Untuk mewujudkan itu semua, Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat agar menggunakan hak pilihnya pada 29 Agustus mendatang guna menentukan nasib pembangunan di Jawa Timur dalam lima tahun ke depan.


"Golput malah bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya