Ironi Prancis, Negara Liburan Favorit Sedunia

Menara Saint-Jacques di Paris
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVAlife - Tak afdol rasanya melakoni liburan panjang hanya di rumah saja. Kalau sudah puas menjelajah dalam negeri, tak ada salahnya mengintip data PBB untuk negara yang paling banyak menjadi destinasi wisata para pelancong sedunia. Berdasarkan data 2012, Prancis lah pemenangnya.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Sebuah studi organisasi pariwisata dunia PBB menunjukkan Prancis dikunjungi wisatawan asing terbanyak sepanjang tahun lalu. Negara romantis itu bahkan mengalahkan Amerika Serikat yang berada di posisi kedua dan China, Spanyol, serta Italia.

Dilansir laman BBC, setidaknya 83 juta orang mengunjungi La Belle France tahun lalu. Jumlah itu bahkan melebihi populasi masyarakat Prancis sendiri, yakni 66 juta jiwa. Dari jutaan orang yang tertarik berkunjung ke Prancis itu, kebanyakan memilih ski di Alpine dan resor Mediterania sebagai tempat favorit.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Uniknya, meski banyak orang datang ke Prancis tampak para wisatawan itu bukan pembeli potensial. Dibanding negara lain, turis di Prancis hanya menyumbang sedikit penghasilan pariwisata bagi negara. Menurut data, mereka mengeluarkan biaya rata-rata USD 646 setiap kali berkunjung.

Jumlah itu tentu kalah jauh dibanding Amerika Serikat misalnya, di mana turis menghabiskan rata-rata USD 1.884 untuk berlibur. Tak jauh berbeda, uang yang dihabiskan untuk konsumsi wisata di Jerman mencapai USD 1.253 dan USD 1.249 di Inggris.

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?

Yang cukup mengejutkan adalah Makau. Negara di Asia Tenggara itu didatangi turis yang bisa menghabiskan USD 3.213 setiap orangnya. Tak heran, negara itu memang dikenal sebagai Las Vegasnya Asia. Turis mungkin banyak menghabiskan uang untuk bermain kasino.

Apa kira-kira yang menyebabkan jumlah konsumsi turis di Prancis begitu rendah? Rupanya, 83 persen pengunjung negeri Menara Eiffel itu berasal dari negara tetangga. Dibandingkan tidur di hotel dan makan di restoran, mereka lebih memilih tidur di tenda atau mobil serta membeli makanan di supermarket.

Berbeda dengan Amerika Serikat, yang 45 persen pengunjungnya berasal dari jauh. Rata-rata mereka tinggal cukup lama di negara Paman Sam itu, 18 hari. Dalam jangka waktu itu, mereka menyumbang begitu banyak bagi industri pariwisata. Setidaknya 78 persen dari semua pengeluaran wisatawan.

Tak hanya itu ironi yang dirasakan Prancis. Sebagai ibu kota yang dikenal sebagai kota cinta, Paris ternyata mendapat kunjungan yang sangat sedikit dari total wisatawan yang datang ke Prancis. Menurut data PBB, hanya sekitar 16,8 persen pengunjung Prancis tertarik ke Paris.

Oleh karena itu, para punggawa pariwisata di Prancis tengah sibuk memaksimalkan gelar mereka sebagai negara destinasi favorit sedunia. Mereka tak butuh sekadar dijadikan destinasi favorit, tetapi juga tempat ternyaman untuk berlibur.

Untuk itu, Paris berusaha membuat kotanya lebih ramah dengan menggabungkan diri ke dalam Regional Tourism Committee. Kota fashion itu memfokuskan diri pada latar belakang pengunjung, seperti bahasa mereka, dan bagaimana mereka suka diperlakukan.

Misalnya, orang Inggris suka dipanggil dengan nama depan, orang Jerman suka berjabat tangan, dan orang China suka diberi senyum ramah serta ucapan ‘halo’ dalam bahasa ibu mereka. Dengan demikian, diharapkan turis bisa lebih kerasan tinggal lebih lama di sana.

Pasalnya, tinggal lebih lama berarti menghabiskan lebih banyak uang untuk penghasilan negara. Hotel, restoran, dan pusat-pusat perbelanjaan akan lebih ramai. Saat ini, rata-rata turis tinggal di Prancis hanya 2 malam. Padahal, orang-orang ke Amerika dan Asia butuh sekitar seminggu.

“Kami perlu mengatur acara besar agar itu bisa terjadi. Olimpiade menjadi tujuan kami berikutnya,” ujar Francois Navarro, perwakilan the Ile-de-France, lembaga otoritas wisata yang melingkupi wilayah Paris.

Sepertinya, untuk mendulang lebih banyak pengunjung yang kerasan tinggal lebih lama, Paris harus belajar pada Bangkok. Ibu kota Thailand itu bisa menarik pengunjung sekitar 16 juta orang per tahunnya. Mayoritas pengunjungnya warga negara China.

Otoritas Pariwisata Thailand menyebutkan, meningkatnya popularitas Bangkok itu berkat film Lost yang tahun lalu sempat melampaui Avatar menjadi film paling laris di China. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya