Kemlu: Inggris Belum Jawab Klarifikasi soal Penyadapan SBY

Michael Tene, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVAnews - Kementerian Luar Negeri sudah meminta klarifikasi kepada Kedutaan Besar Inggris dan Australia terkait pemberitaan soal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disadap Inggris saat menghadiri KTT G-20 di London tahun 2009. Mereka mengaku masih terus menunggu klarifikasi dari dua kedubes yang bersangkutan.

Juru bicara Kemlu Michael Tene menegaskan, klarifikasi ini penting karena jika pemberitaan di media Australia itu benar, Inggris sudah melanggar tata krama hubungan internasional."Apalagi di antara negara-negara bersahabat," kata Tene.

Penyadapan, menurut Tene, merupakan hal serius karena mencerminkan ketidakpercayaan. Padahal, kepercayaan adalah landasan dalam membangun hubungan bilateral.

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

Pemberitaan mengenai aksi penyadapan terhadap Presiden SBY ini kali pertama diturunkan oleh media Australia, Sydney Morning Herald pada tanggal 26 Juli kemarin.

Dalam berita tersebut, SMH mengutip seorang sumber di Kementerian Luar Negeri dan Badan Intelijen Australia yang mengatakan bahwa negeri Kangguru ikut diuntungkan dari aksi penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Komunikasi Inggris (GCHQ). GCHQ dilaporkan turut membagi informasi hasil sadapannya terhadap beberapa pemimpin dunia yang hadir dalam KTT G20 di London tahun 2009.

Informasi yang diberikan GCHQ dilaporkan SMH menjadi amunisi ampuh untuk mendukung kampanye Australia dalam memenangkan salah satu kursi di Dewan Keamanan PBB.  (eh)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi

Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif

Polda Metro Jaya menegaskan bakal memberikan pengamanan pada seluruh gereja yang ada di wilayah Jadetabek saat Tri Hari Suci Paskah yang dimulai hari ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024