- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, tidak memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu 31 Juli 2013. Anas mengaku sibuk.
Pengacara Anas, Firman Wijaya, mendatangi kantor KPK hari ini untuk menyampaikan surat dari Anas. "Anas belum bisa berkesempatan hadir pada pemeriksaan hari ini. Beliau sedang ada kesibukan, dan akan dijadwal ulang," kata Firman kepada wartawan.
Sedianya, hari ini Anas diperiksa sebagai tersangka gratifikasi terkait proyek pusat pelatihan dan pendidikan olahraga di Hambalang, Bogor. Menurut Firman, surat panggilan pemeriksaan untuk Anas baru diterima beberapa hari lalu. Sementara kliennya sudah punya jadwal untuk hari ini. Anas akan memenuhi panggilan KPK usai Lebaran mendatang.
Takut ditahan? "Tidak. Pak Anas siap kapan pun diperiksa KPK, kebetulan pada hari ini beliau berhalangan," jawab Firman.
Penahanan kliennya, imbuh Firman, merupakan kewenangan KPK. Namun, orang yang berstatus tersangka diharus selalu ditahan, selama yang bersangkutan kooperatif.
Minta KPK adil
Melalui pengacaranya, Anas berharap KPK adil dalam mengusut dugaan gratifikasi yang menyeratnya. Menurut Firman, banyak hal yang harus diungkap KPK dari kasus yang menjerat Anas.
"Apa kesalahan Anas yang sebenarnya yang sampai hari ini kami sebagai tim penasehat masih bertanya-tanya," ungkap dia.
KPK menetapkan Anas sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi Hambalang pada 22 Februari lalu. Anas dijerat dengan pasal gratifikasi. Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas menyatakan Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng akan ditahan setelah Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah.
"Kalau tidak ada masalah baru, Insya Allah setelah Lebaran," kata Busyro usai menghadiri peluncuran buku 'Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia' di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu 17 Juli lalu. (ren)
Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai melakukan pemeriksaan terhadap 31 WNA asal Korea Selatan dan 1 WNI dalam pembuatan film reality show' Pick Me Trip in Bali'.
