Melihat Masjid Assyuro, Benteng Masa Penjajahan

Masjid Assyuro merupakan masjid tertua di Garut.
Sumber :
VIVAnews
Demokrat Sebut AHY Kader Terbaik, Sinyal Jadi Menteri Lagi di Kabinet Prabowo-Gibran?
- Masjid biasanya menjadi tempat ibadah, berkumpul dan bermusyawarah bagi jamaah. Namun Masjid Assyuro di Kabupaten Garut, Jawa Barat, punya tersendiri.

Polisi Bakal Panggil Pemilik Toko Frame yang Terbakar di Mampang hingga Akibatkan 7 Orang Tewas

Tempat ibadah bagi umat Islam ini merupakan masjid tertua yang terletak di kompleks pesantren Cipari, Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline


Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Assyuro merupakan masjid perjuangan yang digunakan sebagai tempat pengungsian dan benteng pertahanan pada perang kemerdekaan.


Masjid Assyuro juga memiliki keunikan karena mirip dengan bangunan gereja. Ciri bangunan masjid hanya terdapat pada kubah dan menaranya.


Namun, masjid yang biasa ramai oleh ratusan santri, saat memasuki Ramadan justru tampak sepi, karena seluruh santri pulang. Hanya terlihat beberapa anak warga setempat yang bermain di sekitar masjid.


Menurut pengurus Pondok Pesantren Cipari, KH M Fahruroz, kegiatan di masjid yang dibangun selama 39 tahun dari tahun 1895-1934 tersebut, pada bulan suci Ramadan memang hanya gunakan warga setempat untuk melaksanakan ibadah salat tarawih dan tadarus usai melaksanakan makan sahur.


"Jadi kalau bulan Ramadan para santri semuanya pulang kampung, nanti kembali usai Lebaran, " ujarnya kepada VIVAnews.


Kemiripan bangunan masjid yang seperti bangunan gereja terlihat karena bentuk bangunan yang memanjang dengan pintu utama persis ditengah-tengah, juga keberadaan menara masjid terletak di ujung bangunan tepat di atas pintu utama. Hingga hari ini, hampir seluruh bangunan merupakan bangunan asli.


Lanjut Fahruroz, jika dilihat secara teliti pada bagian kubah mesjid, terdapat lubang bekas peluru yang hingga saat ini dibiarkan, karena bangunan masjid Assyuro dahulu dipergunakan sebagai basis perjuangan tokoh pejuang.


Pada masa perlawanan terhadap penjajah Belanda dan masa pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo yang berbasis di Kecamatan Malangbong, Masjid Assyuro demikian terasa perannya. Bangunan bertembok tebal itu menjadi benteng pertahanan sekaligus tempat pengungsian warga Cipari.


Di atas menara setinggi 20 meter itu dahulu sempat dipasang senjata untuk menyerang musuh dan melakukan pemantauan perkampungan sekitar. "Jadi bangunan masjid ini juga dahulunya sempat dijadikan tempat persembuyian warga setempat, " ucapnya.


Masjid bersejarah tersebut sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri untuk Pondok Pesantren Cipari. Pesantren ini dihuni lebih dari 200 orang santri dari berbagai daerah di Indonesia. "Sayang sekarang sedang sepi," kata Fahruroz.


Konon, Pesantren Cipari dengan masjidnya yang terletak di tengah-tengah sawah dan kebun itu ternyata juga pernah dipakai untuk Muktamar Sarekat Islam se-Indonesia pada tahun 1933-1934. Kala itu, di sekitar masjid ada taman dengan pepohonan rindang dan tanaman bunga yang indah. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya