Saksi: Dicky Ambon Cs Bangga Bunuh Kopassus

Dicky Ambon, pembunuh Serka Heru Santosa
Sumber :
  • Istimewa
VIVAnews
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi
- Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta kembali menggelar sidang kasus penyerangan Lapas Cebongan oleh 12 anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan Kartosuro, Jawa Tengah.

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU

Sidang berkas pertama dengan terdakwa Serda Ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Kopda Kodik, digelar dengan hakim Ketua Majelis Hakim Letkol CHK Joko Sasmita dan Oditur Militer Letkol Sus Budiharto.
BI Pastikan Masyarakat di Lebaran 2024 Dapat Uang Baru


Sidang kali ini menghadirkan delapan saksi yang merupakan tahanan Lapas Cebongan. Yaitu Sugiyarto, Kusnan, Ngadiyono, Trimo Pujianto, Alrahman Ambarita, Harimawan, Muhammad Bahtiar, dan Jokorono Wibowo. Empat di antaranya merupakan tahanan titipan Polda DIY yakni Sugiyanto, Kusnan, Ngadiyono dan Alrahman Ambarita.


Selama persidangan berlangsung, Oditur Milter maupun Majelis Hakim lebih banyak bertanya kepada saksi Kusnan dan Alrahman Ambarita. Karena keduanya merupakan tahanan titipan Polda DIY bersama dengan cs.


Saksi Kusnan mengatakan, sebelum pelaku penyerangan masuk, semua tahanan merapat ke dekat jendela atau sebelah kiri, kecuali kelompok bersama dua orang lainnya di sebelah kanan.


"Saya juga mendengar pelaku mencari orang bernama Dicky," kata Kusnan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Jumat 12 Juli 2013.

 

Menurutnya, pertama kali pelaku yang menggunakan sebo itu menembak dan Juan Mambait. Selanjutnya pelaku menembak Dedi dan Ade. "Ade yang paling terakhir ditembak," katanya


Kusnan mengaku tidak ada yang memberikan komando untuk bertepuk tangan. Namun salah seorang tahanan ada yang berteriak dan kemudian dilanjutkan dengan tepuk tangan. "Salah satu tahanan yang teriak hidup Kopassus," katanya.


Saksi Alrahman Ambarita juga mengatakan hal yang sama. Ia menegaskan, tidak ada komando untuk tepuk tangan setelah pelaku mengeksekusi empat tahanan titipan Polda DIY itu. "Tidak ada komando untuk tepuk tangan," ujar Ambarita.


Sementara itu, Ambarita mengaku mendengar pengakuan cs yang menyatakan bangga sudah membunuh anggota Kopassus. Pengakuan itu kata Ambarita disampaikan Dicky sebelum dieksekusi 12 oknum prajurit Kopassus.


"Semua tahanan dengar pengakuan Dicky yang bangga membunuh Kopassus," ucapnya. Keterangan Ambarita itu diamini tujuh saksi lainnya.


Keterangan delapan orang saksi dinyatakan cukup, Ketua Majelis Hakim menutup sidang dan akan menggelar sidang lagi pada hari Senin 15 Juli mendatang dengan mendatangkan 8 saksi dari tahanan Lapas Cebongan. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya