Antre BBM di Bali, Lalu Lintas Semrawut

Lalu Lintas Semrawut Karena Pak Ogah
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 
- Jelang diumumkannya kenaikan harga baham bakar minyak (BBM) bersubsidi, masyarakat di Pulau Bali berbondong-bondong membeli bensin. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang. Bahkan, antrean warga menyebabkan arus lalu lintas semrawut dan kemacetan tidak dapat dihindari.

Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack

Pantauan di SPBU Jalan By Pass Ngurah Rai, Nusa Dua, kendaraan roda dua maupun roda empat tampak terlihat menanti giliran untuk mendapatkan bensin, meski antrean panjang terjadi. Antrean kendaraan nampak mengular hingga ke badan jalan.
Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer


"Diisi full dulu tangkinya," kata Wayan kepada
VIVAnews,
Jumat malam, 21 Juni 2013.


Kondisi arus lalu lintas yang semrawut juga terjadi di Jalan Sesetan, Denpasar. SPBU yang tak jauh dari lampu merah membuat kemacetan semakin parah. Kemacetan terjadi hingga sekitar 2 kilometer.


Daniel, warga yang antre mengaku tidak peduli dengan antrean yang panjang. Menurutnya, tangki bensin mobilnya harus terisi penuh. "Nanti malam mau naik. Jadi diisi dulu," katanya. 


Tarif Sementara Organda

Meski pengumuman kenaikan harga BBM baru dilakukan malam ini, Organda DIY sudah menggunakan tarif sementara untuk angkutan perkotaan. Ketua Organda DIY Agus Adriyanto mengatakan, tarif sementara itu merupakan hasil kesepakatan antara pihak yang terkait dan akan berlaku hingga terbitnya tarif resmi.


"Setelah terbit keputusan resmi tarif dari pemerintah maka tarif sementara dianggap tidak berlaku kembali," katanya, Jumat, 21 Juni 2013


Kenaikan tarif sementara itu berlaku untuk angkutan perkotaan dan angkutan antar kota dalam provinsi yang besarannya 22,5 persen sedangkan angkutan antar kota antar provinsi, naik 26,78 persen.


"Kenaikan saat ini memang tidak bisa di bawah 20 persen, karena memperhitungkan kenaikan harga suku cadang dan pendukung operasional lainnya," katanya. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya