Kedalaman Titik Api di Hutan Riau Capai 10 Meter

Riau diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro
VIVAnews
Gulirkan Pola Baru, Kemenag Fokus Tingkatkan Kualitas Bimtek Petugas Haji
– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jarak pandang di Riau pagi ini, Jumat 21 Juni 2013, hanya sekitar 750 meter akibat kabut asap kebakaran hutan di provinsi itu. Ini menyebabkan beberapa penerbangan ke Riau ditunda.

Polisi Bongkar Penimbunan 50 Ton Pupuk Subsidi di Makassar, Satu Pelaku Masih di Bawah Umur

Titik-titik api di wilayah kebakaran hutan bahkan cukup dalam. “Di wilayah Bengkalis dan Siak, kedalaman titik api lebih dari 10 meter. Di titik-titik inilah kebakaran seringkali tidak terlihat di permukaan, tetapi di bawah membara dan mengeluarkan asap,” ujar Kepala BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta.
Bahaya Perangkat Elektronik Terhadap Siklus Tidur Manusia


Hari ini tercatat ada 60 titik api di Riau dengan kedalaman mencapai 6-10 meter. Titip api ini berlokasi di daerah gambut sehingga mengeluarkan asap. Riau punya jumlah titik api paling banyak dibanding provinsi lain.


“Sumber permasalahan dimulai pada tanggal 14-15 Juni 2013. Siklon tropis yang menyebabkan masa uap air maupun asap dari wilayah Riau masuk ke arah timur, sehingga dalam perjalanannya melalui Singapura,” kata Sutopo.


Jumlah titik api di Indonesia sebenarnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. “Dalam kurun waktu Januari-Juni 2013, Indonesia hanya memiliki 6.000 titik api, sedangkan di Myanmar ada 41.458 titik,” ujar Sutopo.


Sutopo mengatakan, kebakaran lahan dan hutan merupakan permasalahan rutin yang terjadi setiap musim kemarau, khususnya di wilayah rawan kebakaran seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.


Kebakaran lahan dan hutan terbesar di Indonesia pernah terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan pada tahun 1997. Saat itu kebakaran menimbulkan dampak regional di negara-negara sekitarnya.


Sebelumnya pada 1-20 Juni 2013, di Indonesia pernah terjadi kenaikan jumlah titik api karena pada masa memasuki musim kemarau, masyarakat dan perusahaan banyak melakukan pembersihan lahan dengan metode membakar. “Karena membakar itu biayanya lebih murah. Tetapi pembakaran seringkali tidak terkendali,” kata Sutopo. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya