Kabut Asap, Perusahaan Singapura dan Malaysia Harus Dievaluasi

Kebakaran hutan di Jambi picu kabut asap yang terbang hingga ke Riau
Sumber :
VIVAnews -
KPU Jawa Barat Batal Rekapitulasi Nasional Hasil Pemilu 2024 dan Diundur Selasa
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera tidak dapat dilepaskan dari peran negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Menteri Bahlil Sebut Ada Pihak Ingin Jegal Hilirisasi di Indonesia

Walhi mengkritik sikap dua negara itu, khususnya Singapura, yang cenderung menyalahkan pemerintah Indonesia.
8 Fraksi DPR Sepakat RUU DKJ Dibawa ke Rapat Paripurna


Aktivis Walhi, Zenzi Suhadi, dalam konferensi pers di kantornya, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat 21 Juni 2013, mengatakan kebakaran hutan tidak serta merta terjadi begitu saja.


"Sangat besar kemungkinannya berkaitan dengan aktivitas finansial di Singapura dan Malaysia yang menjadi sentra pasar saham," kata Zenzi.


Menurutnya, tidak sedikit perusahaan perkebunan dan pertambangan dari Singapura dan Malaysia yang beroperasi di wilayah Indonesia khususnya Sumatera. Dia pun meminta pemerintah melakukan evalusi terhadap aktivitas finansial perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia.


"Pemerintah harus melakukan upaya bilateral secara serius untuk evaluasi terhadap investasi terhadap sektor perkebunan, pertambangan, dan Hutan Tanaman Industri (HTI)," tuturnya.


Walhi mengkritik sikap pemerintah yang baru bereaksi setelah Singapura mengemukakan protesnya. Padahal sejak tahun 1998, Walhi bersama rakyat di Sumatera sudah sering berteriak ke pemerintah namun tidak mendapatkan respon positif.


"Pemerintah tidak pernah mengambil langkah pencegahan mencari tahu penyebab kebakaran dan melakukan penegakan hukum terhadap mereka," ucapnya.


Berdasarkan rekaman satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisik (BMKG) Riau, wilayah yang terbakar diduga adalah perkebunan milik pemodal asing.


Di antaranya PT Langgam Inti Hibrida, yang berada di kawasan Desa Sering, Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, yang merupakan milik Malaysia. Titik panas lain berada di perkembunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang berada di Desa Simpang Kareman, Kecamatan Pelagiran, Kabupaten Indragiri Hilir.


Lahan lainnya yang terbakar adalah milik PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Platation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi dan PT Mustiak Agro Lestari. Semua lahan tersebut milik perusahaan dengan modal asing dari Malaysia. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya