Siti Lestari, Lumpuh Layuh Sejak Lahir di Rumah Gedek

Siti Lestari Kurniawati yang lumpuh
Sumber :
  • VIVAnews/ Tudji Martudji
VIVAnews
Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick
- Sejak lahir hingga saat ini berumur 10 tahun, Siti Lestari Kurniawati, anak pertama pasangan Nurul Huda (30) dan Rosanah (28), warga Dusun Laok, Desa Bilaan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tergolek tak berdaya. Tubuh Siti Lestari terus mengecil, kurus kering dan menyusut tak mampu melawan penyakit lumpuh layuh dan kekurangan gizi.

KLHK: 3,37 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Ada dalam Kawasan Hutan

Siti setiap hari ditemani neneknya, Satini. Cucu pertama Satini ini tak mampu berbuat apa-apa, tubuhnya hanya tinggal tulang dibalut kulit dan kaku tak mampu digerakkan. Menghadapi kenyataan itu, keluarga miskin yang buta huruf itu tak mampu berbuat apa-apa termasuk untuk berobat ke rumah sakit, karena tidak punya biaya.
BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 1,36 Triliun


"Tidak ada biaya. Buat makan sehari-hari saja kurang. Orang tuanya merantau, ibunya jadi pembantu rumah tangga dan bapaknya menjadi supir di Malang," ucap Satini dengan Bahasa Madura.


Siti ditidurkan tanpa alas kasur di balai bambu di teras rumah. Keluarga miskin ini mengatakan perangkat pemerintahan di desanya tidak ada tanggapan dan upaya memberikan bantuan pengobatan. Entah perangkat desa setempat itu tidak mengetahui atau memang pura-pura tidak tahu, mereka mengaku hanya pasrah.


"Tidak ada yang tahu, atau mungkin sengaja tidak mau tahu," lanjut nenek itu sambil terisak.


Sementara, dikonfirmasi soal derita Siti, Hasan Basri, kepala dusun setempat mengaku tidak mengetahui ada warganya menderita seperti itu. Hasan mengatakan yang sudah tiga tahun sebagai kepala desa, mengaku baru mendengar ada sejumlah orang berdatangan dari Surabaya dengan diantar beberapa wartawan yang ramai-ramai menuju rumah gedek tempat nenek Satini tinggal.


Tamu dari Surabaya yang datang ke lokasi ternyata adalah Tim Reaksi Cepat dari Sub Direktorat Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). "Awalnya, Pak Wahyu Suparyono, Direktur Keuangan Pelindo III, yang juga membawahi Sub Direktorat Kemitraan dan Bina Lingkungan yang memerintahkan agar menolong seorang anak bernama Siti Lestari Kurniawati. Itu setelah beliau membaca berita di koran," kata Kepala Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto, Minggu 16 Juni 2013.


Tanpa buang waktu, perintah itu segera dilakukan. Dengan mengendarai dua unit mobil, tim pun berangkat menuju desa terpencil di Pamekasan, Madura. Dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di rumah tinggal nenek Satini.


Wahyu Suparyono menambahkan, yang dilakukan adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat kurang beruntung, termasuk yang dialami oleh Siti. Untuk meringankan biaya pengobatan, perusahaan memberikan bantuan Rp20 juta.


"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan Siti, kedepannya Pelindo III terus melakukan beragam kegiatan positif sebagai kontribusi terhadap masyarakat, baik di bidang kesehatan, sosial dan bidang lingkungan," ujar Wahyu.


Edi menambahkan, melalui program tersebut diharapkan ada banyak pihak yang bermitra untuk bersama-sama meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang disalurkan di lokasi kumuh, padat dan miskin. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya