Pemerintah Tambah Pos Pelayanan TKI di Arab Saudi

Kerusuhan terjadi di KJRI Jeddah
Sumber :
  • Migrant Care

VIVAnews - Untuk mencegah terulangnya kerusuhan di depan KJRI Jeddah, Pemerintah akan mempercepat proses pelayanan pengurusan dokumen dengan cara menambah staf petugas pelayanan.

Selain itu, pos dan loket terpadu diperbanyak bagi para WNI/TKI yang tengah mengikuti program amnesti di Arab Saudi.

Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Senin 10 Juni 2013, pelayanan pengurusan dokumen sebenarnya semua sudah terencana dengan baik.

Pemerintah sudah lama melakukan persiapan untuk mengantisipasi pengurusan dokumen  dalam  program amnesty yang  sudah diprediksi mencapai jumlahnya sekitar 100.000 WNI /TKI overstayer di seluruh Arab Saudi.

"Bahkan hingga saat ini dilaporkan pengurusan dokumen lebih dari 50.000 WNI/TKI overstayer yang mengikuti program amnesti sudah tertangani dengan baik," kata Muhaimin Iskandar.
                       
Muhaimin mengatakan kerusuhan yang terjadi Minggu sore 9 Juni 2013, diakibatkan karena panjangnya antrean. Sehingga sejumlah TKI marah dan melakukan aksi pembakaran di luar Gedung KJRI Jeddah, Saudi Arabia.
           
"Sebetulnya  hal ini terjadi karena terlampau banyak yang antre, kemudian terjadi kerusuhan. Yang biasanya sekitar 3.000 orang tiba-tiba terkumpul sekitar 12.000 orang, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
           
Untuk mengantisipasi masalah ini, Muhaimin mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan KBRI Riyadh, KJRI Jeddah dan Kemlu. Pihaknya minta untuk menambah loket tempat pelayanan, menambah jumlah staf dan anggaran. "Mungkin tempatnya bisa dibuka di Madinah," kata Muhaimin.
           
Korban meninggal karena sakit
Mengenai adanya korban jiwa, menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa itu mengatakan, pihaknya menerima laporan bahwa yang meninggal itu dikarenakan menderita sakit sebelumnya dan kemudian ikut antre.

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo "The New Sukarno"

"Sehingga kematiannya bukan diakibatkan langsung oleh kerusuhan yang terjadi."
          
TKI yang meninggal dunia dalam kerusuhan itu adalah Marwah binti Hasan (55 tahun), yang berasal dari Bangkalan, Madura. Selain menewaskan satu TKI, beberapa lainnya juga terluka dalam peristiwa itu.

Duta Besar RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur melalui Direktorat Fasilitas Media Kemlu menyatakan, saat ribuan TKI itu mengantre, ada provokator yang mengatakan hari itu adalah hari terakhir untuk mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Akibatnya ribuan TKI itu panik dan marah. Padahal, ujar Gatot, KJRI masih membuka pelayanan SPLP sampai 3 Juli 2013.

Saat ini pihaknya masih mengecek jumlah kerugian akibat kerusuhan itu, dan berapa jumlah seluruh korban luka. Sementara itu KJRI Jeddah menyatakan kebakaran sama sekali tidak merembet ke gedung KJRI, hanya di bagian tembok pembatas saja. (sj)

Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Airlangga: Kader Golkar Siap Ditempatkan di Legislatif maupun Eksekutif

Airlangga Hartarto mengatakan kader Golkar siap ditempatkan di legislatif maupun eksekutif. Dia menanggapi peluang keterlibatan Golkar dalam kabinet Prabowo-Gibran.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024