Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Yayasan Bung Karno memperingati 112 tahun kelahiran Sukarno yang tepat jatuh pada hari ini, Kamis, 6 Juni 2013. Acara yang dihelat di Gedung Pola, Pegangsaan, Jakarta, dihadiri tiga anak Sukarno, Guruh Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri.
Menurut Guruh, peringatan ini dibuat untuk mengingat kembali semangat yang digelorakan Sukarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain meluruskan tiga hal penting, dalam acara itu, Guruh kembali mengingatkan beberapa perlakuan yang seharusnya diterima Sukarno selaku bapak bangsa.
Baca Juga :
Imbas Kematian Siswa Diduga Dianiaya, Kepala Sekolah SMKN 1 Nias Selatan Dibebastugaskan
Baca Juga :
Xiaomi Rilis Redmi Note 13 Pro Plus 5G: Desain Unik, Performa Gahar dan Harga Terjangkau
Menurut Guruh, peringatan ini dibuat untuk mengingat kembali semangat yang digelorakan Sukarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain meluruskan tiga hal penting, dalam acara itu, Guruh kembali mengingatkan beberapa perlakuan yang seharusnya diterima Sukarno selaku bapak bangsa.
"Hari lahir Pancasila, 1 Juni harus jadi hari libur. Dan hari lahir Bung Karno, 6 Juni seharusnya bisa dirayakan di Istana Negara," kata Guruh.
Meski tidak perlu berlebihan, Yayasan Bung Karno kata Guruh, akan terus memperjuangkan hal itu. Bukan sebagai kultus individu, tapi rasa hormat Bangsa Indonesia kepada pahlawannya.
Pada kesempatan itu, Guruh juga mengecam perlakuan pemerintahan Indonesia di bawah Presiden Suharto terhadap Bung Karno dan keluarga. Diantaranya, pembatasan akses ke pendidikan tinggi kepada anak-anak Sukarno, seperti yang dirasakan Guruh.
"Saya agak enggan memanggilnya Presiden Suharto. Karena menurut saya dia bukan presiden," katanya.
Menurut Guruh, pemerintahan Suharto, terwujud melalui cara yang tidak elegan. Pemerintahan orde baru adalah kudeta yang merata. Sementara itu, Guntur juga menyebutkan pemerintahan Suharto telah menghina pemerintahan Bung Karno dengan penyebutan orde lama.
"Mereka yang mengklaim sebagai Orba, mereka yang mengolok-olok," katanya. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Hari lahir Pancasila, 1 Juni harus jadi hari libur. Dan hari lahir Bung Karno, 6 Juni seharusnya bisa dirayakan di Istana Negara," kata Guruh.