Buruh Lima Anak: Biar Cukup, Beras Kami Masak Jadi Bubur

Oleh dan keluarganya
Sumber :
  • VIVAnews/Diki Hidayat

VIVAnews - Bukan perkara mudah menempati rumah reyot belasan tahun. Apalagi rumah dengan ukuran 4x5 meter ini ditempati tujuh jiwa, yaitu suami-istri dengan lima anak.

Pasangan Oleh Solihin, 42, dan Nur Nur Hasanah, 30, merupakan satu dari jutaan keluarga miskin di Indonesia. Mereka tinggal di Kampung Pangkalan, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Demokrat Munculkan Nama Dede Yusuf untuk Pilkada Jakarta 2024

Seperti banyak keluarga miskin lain, Oleh sulit memperbaiki kehidupan. Bagai tinggal di lingkaran setan, kemiskinan terus melilitnya.  Penghasilan yang pas-pasan hanya mampu membuat keluarga tak kelaparan. Itu saja.

"Yang penting kami bisa makan," ujar laki-laki yang tak fasih berbahasa Indonesia ini kepada VIVAnews, Senin, 3 Juni 2013.

Oleh yang hanya bekerja serabutan tak memiliki penghasilan tetap. Penghasilannya paling Rp20 ribu. Itu pun tidak tiap hari. Dia sering pulang dengan tangan kosong.

Dia pernah menerima bantuan dari pemerintah. Tapi dua tahun ini terhenti. Bantuan itu berupa tunjangan makanan. Belakangan ia mendapat keringanan pasang listrik gratis. Tentu saja, rumah mungilnya ini tak lagi kegelapan.

"Ini sangat membantu keluarga kami," kata Oleh.

Makan bubur

Tiap hari Oleh sibuk mencari batu kali. Terkadang jadi buruh tani, membantu tetangganya yang panen. Dia sudah senang bila pulang bisa bawa beras 2 kg.

Kalau kurang dari 2 kg, terpaksa istrinya memasak bubur. "Biar cukup dimakan kami bertujuh," katanya.

Kini, gubuk reyot Oleh sudah sangat memprihatinkan. Selain bocor di mana-mana, kaca depannya sudah pecah. Salah satu lubang jendela sudah ditutup kain sarung agar angin tak langsung masuk.

Jangankan ada televisi dan radio di rumah itu. Kamar mandi dan kakus pun tak punya.  Tak ada sekat kamar. Rumahnya hanya ada ruang keluarga yang juga tempat tidur dan dapur. Itu saja.

Kini bagian atapnya sudah mulai bocor. Jika hujan, dia sibuk mencari tempat penampung air. (ren)

Smart Finance Gandeng CBI Redam Risiko Kredit Macet
Ilustrasi KTP.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaludin mempersilakan warga untuk mengajukan keberatan jika terkena penonaktifan NIK.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024