KPK Bantu Polri Usut Rekening 'Gendut' Aiptu Labora

Labora Sitorus menyerahkan diri
Sumber :
  • ANTARA
VIVAnews -
Merinding! Detik-detik Bayangan Pocong Muncul saat Pengendara Motor Lintasi PLTU Paiton, Probolinggo
Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin 20 Mei 2013 menyatakan, akan melakukan pengawasan terhadap kasus rekening gendut oknum anggota polisi, Aiptu Labora Sitorus. Anggota Polda Papua itu diduga memiliki transaksi mencurigakan senilai Rp1,5 triliun.

Terpopuler: Bohongi Dokter yang Dikirim Ketum PSSI, 3 Pemain Timnas Indonesia Dicoret

"KPK sudah diskusi dengan  PPATK dan juga Polda Papua soal tersangka LS," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto.
Harga Eceran Tertinggi Beras Naik, Bos Bapanas Buka-bukaan Alasannya


Kasus Aiptu Labora Sitorus menarik bukan hanya karena nilai transaksi yang fantastis di rekening anggota polisi. Tapi juga berkaitan dengan beberapa kasus
illegal logging
yang terdakwanya dibebaskan di pengadilan.


"Jadi KPK dalam konteks koordinasi, akan membantu Polda Papua menangani kasus ini," ujar Bambang.


Pekan lalu, kata Bambang, KPK telah membuat program pelatihan peningkatan kapasitas penegak hukum di Polda Papua. Acara yang merupakan bagian dari program koordinasi dan supervisi diikuti 180 orang peserta yang terdiri dari Polisi, jaksa, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Badan Pengawas Keuangan.


"Di akhir acara, Polda membentuk Satgas Tipikor dan saya yang melantiknya. Diskusi informal dengan Polda, KPK komitmen untuk
support
penanganan kasus ini," tegasnya.


Seperti diketahui, sepuluh penyidik kepolisian menangkap anggota Polres Raja Ampat Papua, Labora Sitorus, Sabtu 18 Mei 2013 malam. Penangkapan dilakukan paksa karena yang bersangkutan mangkir dari panggilan.


Selain itu, Polri juga mempermasalahkan tindakan Aiptu Labora yang sengaja pergi meninggalkan tempat tugasnya di Polres Raja Ampat untuk terbang ke Jakarta tanpa surat izin.


Dalam jumpa pers, Jumat kemarin, Labora membantah memiliki puluhan rekening. "Saya hanya punya tiga rekening. Saya tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan," ujarnya.


Terkait temuan PPATK soal jumlah transaksi Rp1,5 triliun, Labora mengaku itu transaksi dari dua perusahaan milik keluarganya yang bergerak di bidang kayu dan migas.


"Tapi, kalau misalnya ada Rp4 atau Rp5 miliar di beberapa rekening milik saya, itu betul-betul kesepakatan antara keluarga dan saya," katanya. Labora mengaku ada sejumlah dana perusahaan keluarga yang masuk rekeningnya dalam rangka fungsi kontrol.  (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya