Kronologi Bentrok Warga dan Polisi di Musi Rawas

Mobil di depan Polsek Rupit, Musi Rawas dibakar
Sumber :
VIVAnews
Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat, Bea Cukai Kediri Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal
- Empat warga Kecamatan Musi Rawas, Sumatera Selatan, meninggal dunia dalam bentrokan dengan polisi saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pemekaran wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Senin malam, 29 April 2013.

Tokoh Pendidikan Indonesia Jadi Pembicara di Forum Perempuan Dunia di Markas PBB

Seperti disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, bentrokan terjadi saat petugas meminta pengunjuk rasa untuk membuka aksi blokir Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dihentikan.
Tropical Cyclone: Knowing Cause of Indonesian Extreme Weather


Kegiatan ini terpaksa dibubarkan karena dilakukan hingga malam hari. Aksi warga memblokir jalan membuat macet total di jalur yang menghubungkan Palembang dan Bengkulu.

Berikut kronologi unjuk rasa yang berakhir dengan bentrokan:


Senin, 29 April 2013:

Pukul 10.00 WIB, ribuan warga menggelar unjuk rasa menuntut pemekaran wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).


Pukul 11.00 WIB
,
perwakilan massa diminta untuk membicarakan masalah ini dengan anggota DPRD.


Pukul 12.00 WIB, karena belum ada keputusan dalam pertemuan tersebut, warga menutup total Jalan Lintas Sumatera di daerah Musi Rawas. Kapolres sempat mengimbau agar hal tersebut tidak dilakukan, tapi warga tetap melakukan pemblokiran jalan.


Pukul 16.00 WIB,  Kapolres bersama dengan Sartowi, Ketua Presidium Pemekaran Muratara, mendatangi warga untuk membuka sebagian jalan yang diblokir. Akibat aksi ini, kemacetan total terjadi di ruas jalan menuju Palembang dan Bengkulu.


"Tapi tidak mendapat respon yang baik, mereka tidak mau, tetap meminta Gubernur dan Mendagri untuk datang," kata Suhardi Alius.


Pukul 16.10 WIB, massa menyiapkan diri dengan senjata rakitan jenis kecepek dan golok untuk menghadapi pembubaran paksa yang akan dilakukan petugas.


Pukul 20.00 WIB, perwakilan Pemkab Musi Rawas datang dan menemui pengunjuk rasa untuk melakukan negosiasi. Tapi cara juga tidak berhasil, warga tetap bertahan dan melakukan pemblokiran jalan.


Pukul 21.00 WIB, Kapolres meminta massa membubarkan diri, tetapi tetap ditolak. Massa melakukan pelemparan kepada polisi yang melakukan pengamanan. Terdengar letusan, diduga dari senjata api rakitan dan dibalas petugas.


Pukul 22.00 WIB, massa makin beringas, bentrokan tidak dapat dihindari. Massa melempari dan membakar pos polisi, polsek muara supit dan sejumlah rumah di asrama polisi.


Setelah sempat terkendali menjelang tengah malam, ribuan warga kembali berkumpul pada Selasa, 30 April 2013 dan melakukan pemblokiran jalan. Mereka menunutut polisi bertanggung jawab atas kematian empat orang warga.


"Jalan masih diblokir, pengunjuk rasa terus bertambah. Ada 6 petugas luka-luka, 4 orang meninggal, 7 warga luka-luka. Satu orang belum diidentifikasi, apakah terkena senjata masih didalami," katanya.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya