Ayah Reza yang Tewas Akibat Pukulan Polisi Demo Tunggal di Polda DIY

Adik dari Reza Eka Wardana menangis di pemakaman
Sumber :
  • ANTARA/Regina Safri
VIVAnews - Kasus Reza Eka Wardha, pelajar SMA Dominikus Wonosari yang tewas diduga akibat kekerasan oleh oknum aparat Polres Gunungkidul, DIY, November 2012 lalu, seakan-akan hilang ditelan pemberitaan soal penyerangan Lapas Cebongan.
Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen

Nugroho Widiatmoko, ayah korban, merasa tidak mendapatkan keadilan atas kasus yang menimpa anaknya itu. Menurutnya, Polda DIY tidak serius dalam menangani kasus tersebut.
Analisis Metabolisme Tubuh dan Kebutuhan Nutrisi Lewat Tes DNA

Geram karena tak ada titik terang dalam proses hukum anaknya itu, Nugroho menggelar aksi unjuk rasa tunggal di Mapolda DIY. Aksi ini disaksikan oleh ratusan petugas Polda DIY.
Elite Gerindra Sebut Polri Sudah "On the Track" Tangani Kasus Firli Bahuri

Dalam aksinya Nugroho tak banyak bicara, hanya mendesak polisi bertindak profesional sebagai penegak hukum.

“Saya tidak mampu lagi berbicara atas kasus yang menimpa anak saya,” kata Nugroho lirih di Mapolda DIY, Senin 15 April 2013

Ratusan petugas yang ada di Mapolda DIY tampaknya tidak terusik dengan aksi tunggal yang dilakukan oleh Nugroho. Petugas hanya berjaga-jaga seperti biasanya. Sementara, sejumlah pewarta tampak mengerubunginya.

Seperti diketahui, Reza, pelajar SMA Dominikus Wonosari mengalami koma selama 8 hari hingga akhirnya meninggal dunia di RS Bethesda Yogyakarta, Sabtu 3 November 2012. Reza mengalami kecelakaan lalu lintas pada malam takbiran Idul Adha tahun lalu. Diduga kuat akibat mendapat pukulan helm dari seorang anggota Satlantas Polres Gunungkidul, Bripka Mahmudi.

Pada Januari lalu, polisi sudah menyerahkan berkas ke Kejaksaan. Namun Kejaksaan mengembalikan ke polisi serta memerintahkan dilakukan otopsi.

Sementara pihak keluarga Reza tidak mengizinkan petugas forensik melakukan otopsi. Padahal otopsi ini, menurut Direktur Reskrimum Polda DIY Kombes Kris Erlangga sangat penting bagi pembuktian. Namun, otopsi tidak dilakukan karena tidak ada izin dari keluarga korban. (umi)

Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya