Rustriningsih: Saya Tolak Ganjar Itu Settingan Opini

Prabowo Subianto dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih
Sumber :
  • Antara/ Anis Efizudin
VIVAnews - Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih menjawab sejumlah pemberitaan yang menyatakan dirinya rekomendasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo. Pernyataan sikapnya mengenai hanya mengenal dua calon gubernur secara luar dalam, yaitu Bibit Waluyo dan Hadi Prabowo, menuai banyak manipulasi secara utuh. 
Suami Sandra Dewi Tersandung Korupsi Timah, Aiman Senang Kasusnya Disetop 

kecewa pembentukan opini publik ini seakan menyatakan bahwa dia hendak mendukung salah satu dari dua pasangan calon yang dikenalnya. 
Prediksi Serie A: Lazio vs Juventus

"Saya berharap momentum ini bisa menjadi pembelajaran politik yang cerdas. Bagi partai, bagaimana memunculkan calon yang lepas dari pragmatisme. Bagi publik, bagaimana menilai seorang calon dari proses ia mendapatkan dukungan partai. Bagi calon, sejauhmana ia mampu menjaga integritas dengan tidak bersikap pragmatis, dan bagi para pengamat atau konsultan, bagaimana menyikapi fakta tanpa harus memanipulasi fakta untuk kepentingannya sendiri," kata Rustriningsih di rumah dinasnya, Jumat,12 April 2013.
5 Bintang Arsenal Terancam Absen Lawan Man City! Perebutan Puncak Klasemen Makin Panas

Menurut , upaya memanipulasi informasi dengan memutilasi statement seseorang untuk kepentingan sesaat sangat tidak etis. "Memanipulasi fakta itu bagaikan memainkan peran Tuhan lho," ujar dia.

Rustriningsih pun kemudian menjelaskan bahwa dia mengenal Bibit Waluyo dan Hadi Prabowo luar dalam, karena mereka menjadi mitra kerja selama lima tahun. Sedangkan secara kapabilitas, rekam jejak dan kepemimpinannya.

"Selama saya menjadi ketua DPC PDIP Kebumen, Pak Ganjar tidak pernah berkoordinasi dengan saya selaku ketua. Jadi saya tidak tahu banyak," ungkapnya.

Sebelumnya, menilai proses rekruitmen sebagian calon gubernur lebih bersifat pilihan elite politik yang pragmatis. Berdasar suka atau tidak suka dari pengurus partai dan memarginalkan aspirasi masyarakat Jawa Tengah.

Selain itu, juga melihat adanya politik transaksional yang masih mewarnai proses rekruitmen calon gubernur. Menurutnya, pola transaksional itu hanya akan merugikan publik saja.

"Karena hanya memberikan keuntungan bagi elite politik penentu kebijakan partai saja. Selain itu berisiko menurunkan kepercayaan publik terhadap proses demokrasi dan terjadi deparpolisasi. Sedangkan bagi yang menjadi kader partai akan berpaling dari partai yang dipercayai dan dicintainya," kata Rustriningsih. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya