Eks Pangdam Diponegoro: Semuanya Jelek di Mata Komnas HAM

Mantan Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso.
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVAnews – Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso, enggan menanggapi pernyataan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang menyebut ada kejanggalan dalam pengungkapan kasus penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, DIY.

“Komnas HAM dari dulu begitu. Dia selalu nuduh terus. Semua jelek di mata mereka. Saya misalnya sudah 2,5 tahun diperiksa Komnas HAM. Pokoknya Komnas HAM selalu begitu,” kata Mayjen Hardiono di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa 9 April 2013.

Menurut Hardiono, sama sekali tidak ada kejanggalan dalam peristiwa penyerangan oknum Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke Lapas Cebongan. Begitu pula dalam pengungkapan kasusnya. “Semua normatif dan alami. Tak ada kecolongan,” ujarnya.

Hardiono mengatakan, ia menyayangi semua prajuritnya. “Saya sayang betul sama anggota. Saya harus mati untuk prajurit,” kata dia. Untuk itu ia siap apabila namanya kelak terseret dalam proses penegakan hukum terhadap 11 oknum Kopassus penyerangan Lapas Cebongan di Pengadilan Militer.

“Tenang saja, saya pasti tanggung jawab. Berani berucap, berani bertanggung jawab. Yang jelas, prajurit mati untuk pemimpin, dan pemimpin mati untuk prajurit,” kata Hardiono.

Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta

Beberapa waktu lalu sebanyak 11 oknum tentara Kopassus menyerbu Lapas Cebongan dan menembak mati 4 tahanan preman di dalamnya, setelah mendengar salah satu anggota mereka, Serka Heru Santoso, dikeroyok para preman itu sampai tewas.

Sementara itu, Komnas HAM meminta TNI dan Polri untuk saling mengonfirmasi hasil temuan tim investagasi mereka masing-masing. Pasalnya, menurut Ketua Komnas HAM, Siti Noor Laila, ada beberapa perbedaan terkait hasil investigasi kedua institusi.

“Salah satunya terkait barang bukti dalam penyerangan Lapas Cebongan. Jumlah senjatanya berapa? Proyektilnya berapa? Ini masih harus didalami karena sejauh ini kan baru pengakuan dari TNI,” ujar Siti. (ren)

Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Yogyakarta (dok istimewa)

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan

Petugas Lapas Kelas IIA Yogyakarta menggagalkan dua kali penyelundupan pil koplo dari pengunjung kepada warga binaan, salah satunya bermodus menyembunyikan pil di betis.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024