Pernyataan Kontroversial Pangdam Diponegoro Soal Lapas Cebongan

Eks Pangdam IV Diponegoro Mayjen (Purn) Hardiono Saroso
Sumber :
  • kabar siang-tvOne

VIVAnews - Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso diganti. Dia digantikan Mayjen TNI Sunindyo, yang sebelumnya menjabat Asisten Personalia Kepala Staf TNI AD. Hardiono ditarik sebagai staf KSAD.

Kadispenad Brigjen TNI Rukman Ahmad membantah pergantian ini ada hubungannya dengan kasus penyerangan Lapas Cebongan di Sleman, DIY yang dilakukan personel Grup 2, Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura.

Bertemu Pelayanan Imigrasi Kementerian Kehakiman, Kemnaker Berharap Banyak Peserta SSW di Jepang
Sebelumnya Hardiono menolak mentah-mentah anggapan keterlibatan TNI dalam penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Sabtu 23 Maret 2013.

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto sebut 3,2 Juta Orang Indonesia Main Judi Online

"Bukan prajurit. Tidak ada yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam Diponegoro," begitu kata Pangdam dengan tegas, selang beberapa jam setelah kejadian. [Saksikan video pernyataan ]

Namun Hadiono memastikan belasan pelaku penembakan brutal di Lapas Cebongan, Sleman, merupakan orang-orang terlatih. Tetapi ia meminta para pelaku empat tersangka pembunuh Serka Heru Santoso, tidak dikaitkan dengan TNI. Menurut Hadiono, penyerangan di Lapas Sleman bisa dilakukan oleh sapa saja. 

Budi Arie Sebut Hak PDIP Nyatakan Jokowi-Gibran Bukan Kader Lagi

"Yang pasti kelompok penyerang ini sangat terlatih. Teroris itu juga terlatih. Mereka pandai merakit bom. Terlatih tidak identik dengan militer," kata dia.

Namun atas instruksi Panglima TNI,  pada Jumat 29 Maret 2013, TNI Angkatan Darat membentuk tim investigasi kasus penyerangan lapas. Ada sembilan anggota dalam tim internal TNI AD ini.

Pembentukan tim ini bukan tanpa sebab-musabab. "Hasil temuan sementara (polisi) ada keterlibatan anggota TNI AD," ujar Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhi.

Pernyataan Pangdam IV Diponegoro di hari kejadian pun menjadi kontroversial. Mengapa Pangdam secepat itu menegaskan bahwa tidak ada anggota TNI AD yang terlibat.

KSAD Jenderal Pramono Edhie coba membela bawahannya. Menurut Jenderal Pramono, pernyataan Pangdam IV Diponegoro saat itu adalah bentuk tanggung jawab dari seorang pimpinan di lapangan.

Pernyataan itu juga menurutnya, bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat di Yogyakarta. "Kalau dilihat pernyataan itu kan hanya sesaat dari kejadian. Pernyataan Pangdam sesuai situasi, kondisi dan informasi saat itu," kata Pramono saat itu.

Enam hari setelah tim investigasi bekerja, dugaan adanya keterlibatan anggota TNI AD itu benar-benar terbukti.

Ketua Tim Investigasi Brigadir Jenderal (CPM) Unggul K Yudhoyono mengungkapkan,

"Bahwa secara kesatria dan dilandasi kejujuran yang tinggi dan bertanggung jawab, serangan di lapas Cebongan diakui dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Darat, dalam hal ini anggota Grup II Kopassus Kartosuro yang membunuh 4 preman, tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta," kata Unggul K Yudhoyono, di Jakarta, Kamis 4 April 2013.

Para pelaku ini pun akan diseret ke Peradilan Militer, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya