Sumber :
VIVAnews -
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso berharap publik mengapresiasi pengakuan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang menyerang Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
"Sebagai pimpinan DPR, saya mengajak agar kita memberikan apresiasi terhadap pengakuan prajurit muda Kopassus yang siap ditindak secara hukum," kata Priyo di Gedung DPR, Jumat 5 April 2013.
Baca Juga :
Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week
Baca Juga :
Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
"Sebagai pimpinan DPR, saya mengajak agar kita memberikan apresiasi terhadap pengakuan prajurit muda Kopassus yang siap ditindak secara hukum," kata Priyo di Gedung DPR, Jumat 5 April 2013.
Baca Juga :
Kehadiran Anies dan Muhaimin di KPU Tunjukkan Kedewasaan Politik meski Pahit, Menurut Pengamat
Selain itu, langkah cepat yang dilakukan oleh tim investigasi TNI Angkatan Darat dalam mengusut kasus ini juga harus diapresiasi. Apalagi, mereka juga mengumumkannya secara terbuka kepada publik. "Mereka menerangkan ini murni atas semangat cinta korps, tapi salah kaprah," kata Priyo.
Priyo berharap, kasus penyerangan Lapas Cebongan ini jangan dijadikan alasan masyarakat untuk menghujat TNI. "Jangan justru ini jadi momentum sumpah serapah kepada mereka. Toh mereka telah beritikad baik menjelaskan dan mengakui," ujar dia.
Meski demikian, Priyo meminta agar 11 anggota Kopassus penyerang Lapas Cebongan itu diadili secara militer. Sebab, sampai saat ini pengadilan militer masih ada.
"Apakah itu nanti akan kami sisipkan di pembahaasan RUU KUHP atau KUHAP atau bisa saja peradilan militer itu kami sempurnakan. Saya mengajak, karena peradilan militer masih berlaku, biarlah itu dilakukan," kata dia. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, langkah cepat yang dilakukan oleh tim investigasi TNI Angkatan Darat dalam mengusut kasus ini juga harus diapresiasi. Apalagi, mereka juga mengumumkannya secara terbuka kepada publik. "Mereka menerangkan ini murni atas semangat cinta korps, tapi salah kaprah," kata Priyo.