Pernyataan Lengkap Tim Investigasi Soal Penyerbuan Lapas

TNI Ikut Berjaga di Lapas Cebongan Sleman, DIY
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVAnews
Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat
- Penyerangan berdarah terhadap 4 preman di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, dilakukan oleh 11 prajurit Kopassus dari Grup Dua Kartosuro. Seluruh pelaku secara kestaria telah mengakui perbuatannya sejak hari pertama penyelidikan, yaitu pada Jumat, 29 Maret 2013.

Maju Pilkada Kalsel 2024, Pasangan Muhidin-Hasnur Kantongi Restu Haji Isam

Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigjen TNI (CPM), Unggul K Yudhoyono, mengatakan, lancarnya proses investigasi yang dilakukan timnya karena dilandasi kejujuran dan keterbukaan para pelaku.
Erik Ten Hag Bongkar Penyebab Antony Ledek Pemain Converty


Ini pernyataan lengkap Unggul dalam jumpa pers yang digelar di Mabes TNI, Kamis, 4 April 2013.

Saya Unggul K Yudhoyono, Ketua Tim Investigasi TNI-AD. Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan hasil tim investigasi yang dibentuk oleh KSAD dan dipimpin langsung oleh saya.

Sebelum saya menyampaikan hasil investigasi, perlu saya menyampaikan bahwa pelaksanaan investigasi, alhamdulillah berjalan dengan lancar dan dapat menetapkan kesimpulan awal dalam waktu masa kerja 6 hari karena semua proses dilandasi oleh kejujuran dan keterbukaan pelaku.

Menjadi catatan khusus, bahwa para pelaku secara kesatria telah mengakui perbuatannya sejak hari pertama penyelidikan, pada Minggu, 31 Maret 2013.


Adapun hasil-hasil investigasi yang kami peroleh:


Pertama
, bahwa secara kesatria dan dilandasi kejujuran yang tinggi serta bertanggungjawab, serangan ke Lapas pada Sabtu, 23 Maret 2013, pukul 00.15 WIB, tersebut diakui dilakukan oleh oknum anggota TNI AD Grup Dua Kopassus Kartosuro.


Yang mengakibatkan terbunuhnya 4 tahanan preman, pelaku pembunuhan atas nama Serka Heru Santoso, dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono oleh kelompok yang sama.


Kedua
, peristiwa penyerangan ke Lapas 2 Cebongan tersebut benar sebagai akibat pembunuhan yang dilakukan kelompok preman terhadap Serka Heru Santoso, Selasa, 19 Maret 2013, dan pembacokan terhadap Sertu Sriyono yang salah satunya mantan anggota Kopassus. Penyerangan tersebut bermotif tindakan reaktif karena kuatnya jiwa korps dan membela kehormatan kesatuan.


Ketiga
, serangan melibatkan sebanyak 11 orang terdiri dari 1 orang eksekutor berinisial U, 8 orang pendukung yang menggunakan dua unit kendaran Avanza biru, Suzuki APV hitam, dan 2 orang menggunakan kendraan Daihatsu Feroza yang berusaha mencegah tindakan rekan-rekannya tersebut. 11 orang terdapat 3 orang yang berasal dari daerah latihan Gunung Lawu.


Empat
, serangan tersebut menggunakan 6 pucuk senjata terdiri dari 3 pucuk jenis AK-47, dua pucuk AK 47 replika yang dibawa dari daerah latihan. Satu pucuk pistol Sig Sauer replika.


Lima
, penyerangan tersebut merupakan tindakan seketika yang dilatari jiwa korps dan membela kehormatan kesatuan setelah mendapat berita pembunuhan sadis, brutal oleh kelompok preman terhadap anggota Kopassus, jabatan bintara pleton, atasan langsung pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan jiwa pelaku saat melaksanakan operasi.


Dilatarbelakangi oleh pembacokan Sertu Sriyono yang merupakan rekan pelaku saat latihan komando.


Keenam, dilatarbelakangi jiwa korps yang kuat, roh militer. Namun penerapan tersebut adalah penerapan jiwa yang tidak tepat.


Ketujuh
, pelaku menyatakan dengan penuh kesadaran siap mempertanggungjwabkan apapun risiko atas dasar kehormatan prajurit kesatria.


Kedelapan
, atas dasar investigasi, proses hukum selanjutnya akan dilaksanakan pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspom AD).


Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Rukman Ahmad, juga memberikan pernyataan mengenai berbagai kesimpang siuran atas peristiwa di Lapas Cebongan, Sleman


Pengungkapan peristiwa cebongan, kata dia, dilandasi oleh kebijakan Kepala Staf AD yang bertekad untuk menyampaikan kejujuran dan keterbukaan TNI AD kepada masyarakat. Pada kesempatan ini secara berurutan, kata Rukman, akan disampaikan beberapa hal:


Pertama
,  peristiwa di Lapas pada 23 Maret 2013 dini hari.
Kedua
, sejak peristiwa tersebut TNI AD secara terus memantau pemberitaan di media terutama informasi yang disampaikan pihak kepolisian berupa perkembangan hasil penyidikan oleh mereka.


Sehubungan dengan hasil tersebut, KSAD membentuk tim investigasi, beranggotakan 9 orang, memerintahkan Brigjen Unggul K Yudhoyono sebagai Ketua Tim.


Kemudian 29 Maret 2013, KSAD memberikan pernyataan pers tentang pembentukan Tim Investigasi, dan mulai bekerja.


Selama enam hari, Tim Investigasi telah melaksanakan penyelidikan ke berbagai tempat, 25 orang, Lapas, Korem dan di Grup Dua Kopassus Kartosuro.


Tim investigasi, kata dia, berkoordinasi dan komunikasi dengan kepolisian dalam rangka menyempurnakan informasi yang diperoleh. Pada 2 April tim investigasi telah melaksanakan pertemuan dengan Kepolisian di Polda DIY dan diterima langsung Kapolda DIY.


Bercermin pada kasus OKU, tim investigasi bekerja dengan cepat dan berupaya mencapai hasil sebaik-baiknya, selengkap-lengkapnya, dan akan transparan ke masyarakat. "Sore ini setelah bekerja maraton 6 hari, hasil investigasi disampaikan oleh Ketua Tim," kata Rukman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya