Kisah "Orang Pandak" dari Sumatera Barat

ilustrasi orang pendek
Sumber :
  • Ant Wallis/Centre for Fortean Zoology
VIVAnews -
Anak Buah SYL Video Call Bahas 'Orang KPK' dan 'Ketua': Siapin Dolar Nanti Kami Atur
Keberadaan orang pendek di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), semakin diperkuat dengan kesaksian masyarakat. Muhammad Yusuf, warga Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat ini mengaku pernah melihat langsung.

5 Fakta Mengerikan Jelang Duel Brighton vs Manchester City di Premier League

Peristiwa tersebut terjadi pada 1985 silam. Ketika itu, Yusuf bekerja untuk PT Andalas Merapi Pimber yang baru membuka lahan di Padang Aro Solok Selatan. Yusuf termasuk tim perintis jalan. Saat sampai di hutan Padang Aro, sekitar 50 kilometer dari perkampungan, Yusuf dan tiga orang satu timnya melihat makhluk yang dikenal warga sebagai orang pandak (orang pendek).
Ngeri! Penampakan Angin Puting Beliung 'Hadang' Nelayan di Perairan Madura


"Saya percaya ada orang pandak karena sudah pernah melihatnya. Kami sangat terkejut ketika itu, terkesima, antara percaya dan tidak percaya," ujar Yusuf kepada
VIVAnews
, Jumat 29 Maret 2013.


Kebingungan Yusuf waktu itu dijelaskan oleh salah satu rekan yang merupakan pribumi Padang Aro. "Itulah orang pandak, seperti cerita-cerita masyarakat kita," kata Yusuf menirukan perkataan rekannya waktu itu.


Yusuf menjelaskan ciri-ciri makhluk kontroversial tersebut. "Badannya gempal, tingginya sekitar 120 sampai 130 centimeter. Warnanya seperti madu, dan bulu di kepala dan tangannya lebih panjang dari bulu di badannya," katanya.


Lebih lanjut Yusuf menceritakan, penampakan itu berlangsung cepat. Saat itu sekitar pukul 11.00 WIB siang. Yusuf dan rekan-rekannya tidak sempat melihat dari depan. "Waktu itu dia menjauh dari kami. Jadi hanya bisa melihat dia dari belakang. Orang Pandak itu berjalan serupa jalan manusia. Dia saat itu juga tidak lari, tapi berjalan pelan saja," katanya.


Yusuf yakin kalau yang dilihatnya tersebut bukan sejenis manusia. "Dari pengamatan itu, saya yakin itu bukan manusia, tapi sejenis hewan," tambah Yusuf.


Dari ciri-ciri yang disampaikan Yusuf, sama dengan apa yang dikatakan Debbie Martyr, seorang peneliti orang pendek di TNKS. "Badannya agak besar, tinggi sekitar 130 cm, warna kulitnya madu tua, bulu di kepala sedikit tebal," kata Debbie kepada
VIVAnews
di rumah kontrakannya di Sungai Penuh, Rabu 27 Maret 2013.


Perempuan asal Inggris ini mulai meneliti sejak tahun 1994 sampai 2000. Meski sekarang Debbie masih bertugas di TNKS, tapi hanya sebagai pembantu pemerintah untuk pelestarian. Dalam waktu dua tahun, 1994 sampai 1996, Debbie sempat melihat enam kali orang pendek. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya