Kepala Daerah Minta Naik Gaji, Apa Kata Wali Kota Solo

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku bahwa delapan tahun gajinya diberikan kepada staf dan masyarakat. Ia pun tidak begitu antusias mendengar para kepala daerah menuntut kenaikan gaji ke Presiden.
Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Gaji delapan tahun itu, rinciannya selama menjadi wakil wali kota Solo dan wali kota penerus Joko Widodo yang diangkat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?

Rudyatmo mengatakan bahwa gaji tetap diambil, hanya saja tidak untuk menutup kebutuhan rumah tangganya, melainkan dibagi-bagikan kepada masyarakat.
Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

"Gaji dan slip tetap diberikan dan saya terima. Saya juga tanda tangan. Cuma uang gaji itu saya berikan untuk membantu cuci darah warga, membelikan sepeda untuk siswa-siswa tidak mampu, menanggung SPP pelajar tidak mampu, menanggung biaya pemakaman, dan kegiatan sosial lainnya," kata Rudyatmo kepada VIVAnews, Jumat, 22 Februari 2013.

Sementara itu, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari, Rudyatmo mengandalkan usaha pengolahan sampan dan percetakan. "Itu hanya usaha kecil-kecilan. Namun, bisa mencukupi kebutuhan untuk rumah tangga," ujar dia yang dulunya menjadi buruh di perusahaan obat, Konimex, itu.

Bahkan, karena gaji banyak diberikan kepada masyarakat, beberapa kali wali kota pengganti Jokowi itu mengaku sering nombok. Tetapi, ia tidak pernah minta penggantian ke Pemerintah Kota Solo.

"Kan, kalau acara lelayu dan kondangan kan saru (tidak etis) kalau tidak memberikan sumbangan kepada warga masyarakat. Itu kadang saya minta ke istri saya," tuturnya.

Menurut dia, jika ingin menuruti kesejahteraan pribadi tidak di jalan eksekutif dan legislatif. Prinsip itu, katanya, sudah menjadi komitmennya dirinya terjun ke dunia politik dan pemerintahan.

"Itu sudah menjadi hakikat pemimpin sebagai pelayan. Kalau ingin mengejar kesejahteraan pribadi jangan di eksekutif dan legislatif," tegas dia.

Dia juga memegang prinsip falsafah Jawa. "Pangkat sampiran, bondo titipan, nyowo gaduhan (pangkat hanya perlengkapan atau perhiasan, kekayaan hanya titipan, nyawa hanya pinjaman)," tutur Rudyatmo.

Sementara itu, Sekretaris Wali Kota Solo, Herna, merinci jumlah gaji wali kota sekitar Rp6 juta per bulan. Wali kota juga tanda tangan saat menerima gaji tersebut. Hanya saja, gaji itu selanjutnya dibagikan kepada para staf dan warga masyarakat yang membutuhkannya.

 "Saya itu heran, setiap orang yang minta bantuan, bapak langsung mengiyakannya," ujarnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya